Lima Kapal Disumbang Indonesia dalam Misi Kemanusiaan Gaza

Relawan Indonesia yang akan mencoba masuk ke Gaza bersama Indonesia Global Peace Convoy (IGPC). Foto: IGPC

Lima Kapal Disumbang Indonesia dalam Misi Kemanusiaan Gaza

Fajar Nugraha • 3 September 2025 19:12

Tunisia: Indonesia sumbang lima kapal dalam misi kemanusiaan Gaza. Kelima kapal tersebut diberi nama para pejuang dan tokoh Indonesia, Kapal Malahayati, kapal Hasanudin, kapal Diponegoro, kapal Soekarno dan kapal Pati Unus.

Kapal ini sumbangan masyarakat Indonesia lewat berbagai NGO dan lembaga kemanusiaan untuk Gaza. Kelima kapal Indonesia akan membawa sekitar 100 orang aktivis berbagai negara, tim medis, influencer, artis dan juga jurnalis termasuk  Reporter Metro TV, Ikbal Himawan dan Yahdin Syafrizal. Kelima kapal Indonesia akan bergabung dengan puluhan kapal dari berbagai negara, dan bergerak bersama sama menuju Gaza.
 

Baca: Satukan Tekad, Relawan 44 Negara Global Sumud Flotilla Siap Dobrak Blokade Israel.


Diketahui, 72 kapal dari 44 negara bergerak dari beberapa titik, Barcelona, Spanyol, Roma, Italia dan Tunisia dengan membawa ribuan aktivis, membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Mereka bergerak menuju Laut Mediterania, menembus penjagaan pasukan militer Israel untuk membuka blokade Gaza.

Persiapan Indonesia

Sekitar 22 orang aktivis, tim medis, NGO, dan artis, serta 10  jurnalis Indonesia dari berbagai media massa, termasuk Metro TV, saat ini sudah berada di Tunisia, Negara pelepasan kapal untuk kawasan Asia Tenggara. Mereka akan dibagi dalam dua kelompok untuk pelayaran menembus Gaza.

Berbagai persiapan telah dilakukan selama dua hari ini, pelatihan bersama dengan ratusan tim Global Sumud  Flotilla (GSF). Untuk dapat diberangkatkan lusa mendatang.

Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) Muhammad Husein menegaskan kepada seluruh relawan Indonesia bahwa pelayaran mereka ke Jalur Gaza adalah rangka misi non kekerasan.

Oleh, sebab itu, ia meminta kepada relawan untuk mengikuti semua petunjuk dari panitia Global Sumud Flotilla (GSF) saat pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini.

"Hati-hati dan hindari narasi-narasi di media sosial yang bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan panitia. Sebab, misi kita adalah misi tanpa kekerasan," pesan Husein di Gedung Serikat Buruh Tunisia, Rabu 3 September 2025.

Husen juga mengatakan para relawan akan berlayar dari Tunisia pada Sabtu 6 September 2025. Relawan Indonesia yang berjumlah 30 orang akan terbagi dalam dua kapal. Namun, Husein tidak menyebutkan dari pelabuhan mana kapal-kapal ini akan berlayar.

"Lokasi kapal dan pelabuhan masih dirahasiakan oleh panitia," ujar Husein.

Husein menambahkan, keselamatan seluruh relawan dari 44 negara yang akan berlayar ke Gaza dengan 72 kapal tersebut adalah prioritas tertinggi. Oleh sebab itu, kata dia, dukungan terhadap konvoi pelayaran terbesar ini sangat besar. Terutama dukungan dari serikat-serikat buruh di dunia.

"Bahkan serikat buruh Italia sudah menegaskan, jika ada satu kapal konvoi GSF yang hilang kontak selama 20 menit, maka mereka akan melakukan mogok massal di pelabuhan-pelabuhan besar Eropa yang menjadi jalur utama perdagangan dengan Israel. Terutama pelabuhan di Genoa, Italia," ungkap Husein.

Hal ini, menurutnya, akan jadi pukulan telak bagi stabilitas ekonomi Israel. Pernyataan serikat buruh Italia ini dikeluarkan setelah mendengar ancaman Menteri Pertahanan Israel yang akan menindak tegas konvoi kapal yang akan memasuki perairan Gaza.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)