Pelantikan serentak kepala daerah di Istana Kepresidenan, Jakarta. Dok. Sekretariat Presiden
M Rodhi Aulia • 20 February 2025 11:40
Jakarta: Presiden Prabowo Subianto melantik 961 kepala daerah terpilih hasil Pilkada Serentak 2024 di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis, 20 Februari 2025. Dalam momen bersejarah ini, Prabowo melantik 33 gubernur, 33 wakil gubernur, 363 bupati, 362 wakil bupati, serta 85 wali kota dan 85 wakil wali kota dari 481 daerah di Indonesia.
"Saya juga ingin menyampaikan selamat atas terpilihnya saudara-saudara menjadi kepala daerah masing-masing. Ini saya kira adalah momen bersejarah pertama kali di negara kita, kita lantik 33 gubernur, 33 wakil gubernur, 363 bupati, 362 wakil bupati, 85 walikota, 85 wakil walikota dengan total 961 kepala daerah dari 481 daerah. Dilantik serentak di Istana Merdeka oleh Kepala Negara," kata Prabowo dalam sambutannya.
Namun, di balik perayaan pelantikan serentak ini, muncul pertanyaan terkait adanya angka ganjil dalam jumlah kepala daerah yang dilantik, khususnya di level bupati dan wakil bupati. Seharusnya, jumlah bupati dan wakil bupati sama, namun tercatat ada 363 bupati dan hanya 362 wakil bupati yang dilantik.
Baca juga: Farhan Dilantik Jadi Wali Kota, NasDem Ukir Sejarah di Bandung
Setelah ditelusuri, penyebab ketidakseimbangan angka ini ternyata berkaitan dengan peristiwa yang menimpa Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Herdiat Sunarya dilantik sebagai Bupati Ciamis tanpa pasangan, lantaran calon Wakil Bupati terpilih, Yana Diana Putra, meninggal dunia dua hari sebelum pencoblosan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ciamis sebelumnya telah menetapkan Herdiat Sunarya sebagai Bupati terpilih dalam rapat pleno terbuka di Aula Hotel Tyara Plaza, Kamis, 9 Januari 2025. Ketua KPU Ciamis, Oong Ramdani, menyatakan bahwa meski ada duka mendalam, proses Pilkada 2024 di Ciamis tetap berjalan kondusif sesuai aturan.
"Meskipun pasangan beliau, almarhum Yana D Putra, telah berpulang, proses demokrasi ini berhasil kita laksanakan dengan baik sesuai aturan," ujar Oong.
Herdiat Sunarya pun akhirnya dilantik sendiri tanpa pasangan, yang menyebabkan jumlah bupati lebih banyak satu orang dibandingkan wakil bupati yang dilantik pada hari ini.
Kejadian ini menjadi catatan tersendiri dalam sejarah politik Indonesia, mengingat pelantikan serentak dengan jumlah kepala daerah yang ganjil jarang terjadi. Hal ini sekaligus menunjukkan bagaimana dinamika demokrasi tetap berjalan meski dihadapkan pada situasi yang tidak terduga.