Kabinet Merah Putih bersama Presiden Prabowo Subianto. Metrotvnews.com/Fachri Audhia Hafiez
Jakarta: Presiden Prabowo Subianto kembali menunjukkan ketegasannya dalam menjaga ritme pemerintahan dengan mengganti Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro. Langkah ini dinilai sebagai sinyal kuat bagi jajaran kabinet agar lebih cermat dalam menerjemahkan kebijakan pemerintah, terutama terkait efisiensi anggaran.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, menilai bahwa keputusan ini diambil bukan hanya untuk meredam polemik, tetapi juga demi memastikan bahwa kebijakan pemerintah dijalankan dengan komunikasi yang baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman di publik.
"Langkah Pak Prabowo ini saya kira sudah tepat. Kalau tidak, akan menghambat kinerja dan visi presiden," ujar Iwan kepada wartawan, Rabu, 19 Februari 2025
Efisiensi yang Tidak Mengorbankan Pendidikan
Salah satu faktor yang memicu pergantian Mendiktisaintek adalah pernyataan Satryo terkait efisiensi anggaran yang disebutnya dapat berdampak pada kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Pernyataan ini memicu reaksi luas dari mahasiswa dan masyarakat, yang menilai bahwa kebijakan efisiensi seharusnya tidak membebani sektor pendidikan.
Baca juga:
Reshuffle Mendikti Saintek Peringatan Keras untuk Kabinet Merah Putih
"Menurut saya, Prabowo pasti marah karena harusnya pesan efisiensi itu bisa disampaikan dengan baik oleh para menterinya, yaitu seperti dana-dana yang terkait perjalanan dinas, ATK, FGD, dan lain-lain, dan tidak terkait dengan biaya kuliah atau belanja pegawai," jelas Iwan.
Reshuffle ini juga diyakini sebagai pesan kepada jajaran menteri lainnya bahwa setiap kebijakan harus dikomunikasikan dengan baik agar tidak menimbulkan polemik yang berpotensi menghambat program kerja pemerintah.
Menjaga Harmoni dan Stabilitas Kabinet
Selain soal efisiensi anggaran, dinamika internal di kementerian juga menjadi perhatian. Sebelumnya, Satryo sempat menjadi sorotan akibat aksi protes pegawai Kemendikbudristek yang menyoroti dugaan kebijakan internal yang dianggap kurang berpihak pada kesejahteraan pegawai.
Dalam konteks ini, keputusan Prabowo untuk mengganti Mendiktisaintek dipandang sebagai langkah untuk menjaga stabilitas kabinet serta memastikan bahwa seluruh kebijakan yang diterapkan tetap sejalan dengan visi pembangunan nasional.