Diduga Tertekan oleh Trump, Netanyahu Minta Maaf atas Serangan di RS Gaza

Gaza: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan penyesalan mendalam atas serangan udara yang menghantam Rumah Sakit Nasser di Gaza dan menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk lima jurnalis internasional.

Pernyataan ini disampaikan kurang dari satu jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengekspresikan ketidakpuasannya atas insiden tersebut.

Saat ditanya di Gedung Putih, Trump mengaku belum mengetahui detail kejadian, namun menegaskan, “Saya tidak senang dengan itu. Saya tidak ingin melihatnya.”

Melansir dari France 24, Selasa, 26 Agustus 2025, Netanyahu menyebut serangan tersebut sebagai “kesalahan tragis” dan menegaskan militer Israel tengah melakukan investigasi. Ia juga menekankan pentingnya keselamatan tenaga medis, jurnalis, dan warga sipil di tengah konflik yang masih berkecamuk.

Menurut otoritas kesehatan Gaza, serangan terjadi dua kali. Bom pertama menghantam bangsal atas rumah sakit, sementara serangan kedua mengenai tim penyelamat dan wartawan yang sedang meliput. Total korban jiwa mencapai 20 orang, dengan banyak lainnya luka-luka.

Insiden ini memicu kecaman internasional. Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyebut peristiwa itu “mengerikan” dan menyerukan gencatan senjata segera. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah pemimpin Eropa juga menuntut investigasi independen.

Sejumlah organisasi media, termasuk Komite Pelindung Jurnalis, mengecam keras serangan yang menewaskan wartawan dari Reuters, AP, Al Jazeera, dan Middle East Eye. Mereka menegaskan bahwa jurnalis tidak seharusnya menjadi target dalam konflik bersenjata.

Serangan terhadap Rumah Sakit Nasser menambah panjang daftar korban sipil dalam perang Israel–Hamas yang telah berlangsung berbulan-bulan. Kritik terhadap Israel semakin tajam, sementara komentar spontan Trump dinilai mendorong Netanyahu merespons cepat kasus ini. (Muhammad Fauzan)

Baca juga:  Rumah Sakit Gaza Diserang, Trump Utarakan Tidak Senang dengan Ulah Israel