Ilustrasi. Foto: Anadolu.
Insi Nantika Jelita • 14 June 2025 16:05
Jakarta: Ketegangan geopolitik yang memanas di Timur Tengah, terutama akibat serangan Israel ke sejumlah target strategis di Iran, berpotensi memicu lonjakan harga minyak dunia. Bahkan, harga 'emas hitam' tersebut bisa menembus USD100 per barel.
Analis pasar modal sekaligus pendiri Stocknow.id Hendra Wardana menjelaskan, kawasan tersebut merupakan poros vital pasokan energi global, di mana sekitar 20 persen sampai 30 persen ekspor minyak dunia melintasi Selat Hormuz.
"Jika konflik memanas dan mengganggu distribusi, harga minyak Brent bisa tembus USD90 sampai USD100 per barel akibat supply shock global," kata Hendra kepada Media Indonesia, dikutip Sabtu, 14 Juni 2025.
Sebagai dampak awal dari eskalasi konflik ini, harga minyak Brent sudah tercatat melonjak 6,5 persen dan mencapai USD73,88 per barel pada Jumat (13/6) pukul 21.00 WIB. Lonjakan ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan dari kawasan tersebut.
Menyikapi kondisi tersebut, PT Pertamina (Persero) menyatakan telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi. Strategi yang dilakukan antara lain pengalihan rute pelayaran logistik ke jalur yang lebih aman serta diversifikasi sumber impor minyak mentah dari kawasan di luar Timur Tengah, seperti Afrika.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Makin Melejit di Tengah Konflik Iran-Israel, Bisa Sampai USD90/Barel Nih! |