Menjaga Terang di Tanah Seberang

Petugas PLN bersama warga bahu-membahu membawa panel surya melintasi sungai di wilayah di Kecamatan Seko, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Foto: dok PLN.

Menjaga Terang di Tanah Seberang

Ade Hapsari Lestarini • 23 October 2025 17:04

Jakarta: Musa tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Misi mulianya mengajar anak-anak Sekolah Dasar Kecil (SDK) 014 Sokbok Kabupaten Mamasa tak lagi terhambat. Dia bersama para guru di sekolah tersebut akhirnya bisa memanfaatkan berbagai teknologi sebagai media pembelajaran.

Listrik menjadi oase bagi proses pembelajaran di kelas. Melalui media elektronik, para guru bisa menyajikan pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan di pelosok Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat itu.

Musa hanyalah satu dari segelintir masyarakat Indonesia yang beruntung bisa menikmati aliran listrik di daerahnya. Di berbagai penjuru negeri, terutama di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya menikmati penerangan listrik. Padahal, listrik bukan sekadar energi, melainkan simbol peradaban, harapan, dan perubahan hidup.

Ketika cahaya pertama kali menyala di sebuah dusun terpencil, kehidupan warganya perlahan berubah: anak-anak bisa belajar di malam hari, usaha kecil tumbuh, dan roda ekonomi mulai bergerak.
 



Tapi siapa sangka, perjalanan menghadirkan listrik ke sekolah-sekolah ini bukanlah hal mudah. Demi mewujudkan mimpi tersebut, tim PLN menempuh perjalanan sejauh 331 kilometer (km) dari kota Makassar ke Kabupaten Mamasa untuk memobilisasi material, dilanjutkan dengan petugas harus menempuh medan berat sepanjang 18,9 km dari pusat Kabupaten Mamasa, melewati jalur berlumpur dan terjal.

Di beberapa titik, kendaraan tak bisa melintas sehingga petugas PLN bersama warga harus bergotong royong memikul panel surya seberat 100 kilogram (kg) berjalan sejauh 9 km. Hal senada juga dialami tim PLN dalam upaya menjangkau Kecamatan Seko. Dari Kota Makassar, petugas menempuh jarak hingga 570 kilometer menuju lokasi-lokasi pemasangan SuperSUN.

Mereka harus melewati jalur ekstrem dengan membawa panel surya seberat 100 kilogram dan berdimensi 2,3 x 1,7 meter, melewati jurang, jalan berlumpur, menyebrang sungai, bahkan jembatan sempit dan terowongan panjang. Setiap langkah perjalanan penuh perjuangan, semua lelah terbayar tuntas saat lampu pertama menyala, dan anak-anak bersorak menyambut terang yang mereka tunggu selama ini.

Inovasi SuperSUN PLN mampu menghadirkan listrik andal yang menyinari setiap sudut sekolah, fasilitas umum, dan rumah ibadah, menggantikan genset yang selama ini menemani keseharian warga. SuperSUN adalah solusi elektrifikasi karya anak bangsa berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mikro yang terintegrasi dengan Battery Energy Storage System.


Petugas PLN melintasi jalur terjal untuk menempuh lokasi sekolah-sekolah yang ada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: dok PLN
 

Pemerataan akses listrik di seluruh pelosok negeri


Itu tidak akan terwujud jika semua pihak hanya berdiam diri. Melalui Program Listrik Desa (Lisdes), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menggenjot pembangunan kelistrikan. Pemerintah terus memperluas pemerataan akses listrik PT PLN (Persero) di seluruh pelosok negeri. Pembangunan kelistrikan ini menjadi wujud nyata kehadiran negara dalam memastikan keadilan energi bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hingga akhir 2025, pembangunan infrastruktur kelistrikan yang ditargetkan berada di 1.285 desa. Hal ini sejalan dengan target yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto untuk bisa memberikan akses listrik merata hingga 2030.

Presiden Prabowo menegaskan, terang listrik merupakan hak setiap warga negara. Oleh karena itu, Prabowo menargetkan 5.758 desa dan 4.310 dusun di seluruh Indonesia dapat segera bebas dari kegelapan. Pastinya, program ini akan terus dikebut agar seluruh rakyat bisa menikmati terang yang sama dan memanfaatkan listrik di seluruh Indonesia pada 2029-2030.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan, sejalan dengan arahan Presiden dan Menteri ESDM, PLN berkomitmen menuntaskan agenda pemerataan listrik hingga ke wilayah 3T.

"Melalui listrik, perubahan besar dapat terjadi bagi masyarakat, mulai dari peningkatan taraf hidup, pertumbuhan ekonomi desa, hingga pembukaan lapangan kerja baru. PLN siap menjalankan amanat pemerintah untuk menerangi seluruh negeri tanpa terkecuali," tegas Darmawan, saat meninjau progres Program Listrik Desa sekaligus penyalaan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Desa Bandar Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Kamis, 16 Oktober 2025.

Targetnya, demi melistriki 1.285 desa di 2025, PLN akan membangun infrastruktur jaringan tegangan menengah sepanjang 4.770 kilometer sirkuit (kms), 3.265 kms jaringan tegangan rendah, dan 94.040 kilovolt ampere (kVA) gardu distribusi. Melalui upaya tersebut, diharapkan lebih dari 77 ribu keluarga bisa menikmati listrik.


PLN berencana menambah SuperSUN untuk menerangi lebih banyak wilayah di pulau lain. Foto: dok PLN.
   

Mempercepat penyediaan energi di wilayah 3T


Direktur Distribusi PLN, Arsyadany Ghana Akmalaputri, pada 3 Agustus 2025, mengatakan sebagian besar wilayah yang belum terlistriki berada di kawasan 3T dengan tantangan geografis yang tidak mudah. Masih terdapat 10.068 lokasi di seluruh Indonesia yang belum menikmati akses listrik. Kementerian ESDM bersama PLN pun telah mengidentifikasi dan menyusun langkah strategis untuk mempercepat penyediaan energi di wilayah-wilayah tersebut.

Untuk menjawab hal ini, PLN menerapkan pendekatan Lisdes New Way yang menggeser sistem kelistrikan dari model sentralisasi menuju distributed generation dan smart microgrid berbasis local renewable energy. Pendekatan ini diperkuat dengan pemetaan berbasis geospasial, sehingga lebih adaptif dan efisien dalam menjangkau titik-titik terpencil.

Strategi-strategi khusus pun dijalankan melalui berbagai upaya, antara lain pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berbasis baterai yang dinilai efektif menjawab tantangan elektrifikasi di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau jaringan konvensional. Selain itu, PLN juga menjalin kolaborasi lintas fungsi yang dikombinasikan dengan program strategis Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) ESDM dan Light Up The Dream (LUTD) PLN.

"Hadirnya akses listrik dapat menciptakan multiplier effect nyata bagi kehidupan masyarakat melalui penguatan sektor pendidikan, layanan kesehatan, ekonomi lokal, dan ketahanan pangan. Sehingga hal ini turut mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional," jelas Arsyadany.

Jika dulu komputer hanya bisa dipakai sebentar, sekarang anak-anak bisa belajar setiap hari, bahkan membuka peluang untuk kelas daring. Ini bukan sekadar angka, kehidupan pun berubah. Anak-anak bisa belajar malam hari, usaha kecil bisa tumbuh, dan desa jadi lebih sejahtera. Listrik bukan sekadar cahaya, tapi juga harapan yang menerangi masa depan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)