Ini Dampak Perang Iran-Israel terhadap Dolar AS dan Ekonomi Global

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Ini Dampak Perang Iran-Israel terhadap Dolar AS dan Ekonomi Global

Eko Nordiansyah • 22 June 2025 18:58

Jakarta: Analis Macquarie mengatakan konflik Iran-Israel sejauh ini memiliki dampak terbatas pada pasar global, tetapi risiko intervensi AS dapat mengubah kalkulasi itu dengan cepat.

"Malam lainnya telah berlalu tanpa intervensi AS," tulis Macquarie dikutip dari Investing.com, Minggu, 22 Juni 2025.

Ia menambahkan bahwa tidak adanya eskalasi telah memungkinkan para pedagang untuk menghindari reaksi risk-off yang luas dalam ekuitas dan mata uang.

Perusahaan tersebut mencatat bahwa jika AS menghindari keterlibatan langsung, "tidak ada ancaman langsung terhadap ekonomi global dari gangguan pasokan minyak."

Tetapi jika Presiden Donald Trump memilih tindakan militer, khususnya terhadap infrastruktur nuklir Iran, itu dapat memicu lonjakan tajam harga minyak, memperburuk ketakutan stagflasi, dan pada awalnya memperkuat dolar karena investor mencari keamanan.

"Kejutan pasokan akan menambah 'ketakutan stagflasi' yang sudah ada, dan membuat pasar saham melemah. Sifat risk-off dari peristiwa tersebut kemungkinan akan memperkuat USD," tulis mereka.
 

Baca juga: 

Konflik Iran-Israel Diyakini Akan Bayangi Arah Ekonomi Dunia



(Ilustrasi ekonomi global. Foto: Dok MI)

Keterlibatan AS bikin dolar melemah

Namun, jika keterlibatan AS semakin dalam, dolar dapat melemah seiring waktu.

"Jika keterlibatan AS tidak 'berhasil' seperti yang diharapkan. USD akan menderita—sangat besar, dan seiring waktu," catatan itu memperingatkan.

Macquarie menunjuk pada persamaan dengan periode pasca-9/11, di mana keterlibatan AS yang panjang di luar negeri bertepatan dengan pelemahan dolar yang berkelanjutan.

Kasus dasar perusahaan masih melihat standar yang tinggi untuk serangan AS, dengan mengutip keengganan domestik terhadap "rawa" dan keraguan publik tentang intervensi.

Namun Macquarie mengakui risikonya tetap ada, terutama jika Iran menolak tuntutan Barat untuk denuklirisasi.

Penyelesaian melalui negosiasi masih menjadi kemungkinan, tetapi seperti yang disimpulkan para analis, "kedua skenario terburuk bisa saja terjadi, yang mengarah pada penguatan USD pada awalnya (karena mencari aset safe haven) dan kemudian pelemahan USD akan berlanjut dalam periode yang panjang."

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)