Ilustrasi nyamuk DBD. Medcom.id
Ihfa Firdausya • 27 May 2025 12:04
Jakarta: Penyakit demam berdarah dengue (DBD) terus menjadi ancaman serius di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap nyamuk sebagai vektor penyakit mematikan.
“Bukan hewan buas yang menjadi penyebab kematian terbanyak, melainkan nyamuk. Gigitan nyamuk, meski tampak sepele, bertanggung jawab atas jutaan kematian setiap tahunnya,” ungkap Dante dalam keterangannya, Selasa, 27 Mei 2025.
Dia menambahkan demam berdarah dengue masih menjadi ancaman global dengan lebih dari 3,9 miliar orang di dunia berisiko terinfeksi. Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah kasus tertinggi, bersama Brasil, Kolombia, Meksiko, Peru, dan Vietnam.
Pada 2024, tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia, dengan lebih dari 1.400 kematian. Pemerintah menargetkan zero dengue death pada 2030.
"Ini butuh kolaborasi konkret antarstakeholder, organisasi profesi, dan pengambil kebijakan untuk mewujudkannya,” tegas dia.
Sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah, mulai dari program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik), fogging, inovasi nyamuk Wolbachia, hingga pengembangan vaksin dengue. Namun, semua itu tidak akan berhasil tanpa dukungan lintas sektor, termasuk peran aktif DPR dan masyarakat.
Salah satu yang dilakukan adalah peluncuran Presidium Kaukus Kesehatan hasil kerja sama DPR, Kementerian Kesehatan, dan BPJS Kesehatan. Inisiatif ini menjadi wujud nyata komitmen lintas fraksi dan lintas komisi dalam mendukung agenda kesehatan nasional, khususnya upaya penanggulangan DBD.
Baca Juga:
DBD di Kota Tasikmalaya Meningkat Mencapai 345 Kasus |