Pasukan Israel tak henti-henti lakukan serangan ke warga palestina. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 22 January 2025 18:33
Jenin: Sebanyak 10 warga Palestina tewas dan 40 lainnya cedera dalam serangan militer Israel di kota Jenin, Tepi Barat utara pada Selasa, 21 Januari 2025. Militer Israel menegaskan operasi di Jenin akan tetap dilanjutkan.
Para saksi mata mengatakan, pasukan khusus Israel menyerbu beberapa area di kamp pengungsi Jenin dengan pesawat nirawak Israel menyerang dua lokasi di area tersebut. Penyiar publik Israel KAN mengonfirmasi bahwa serangan pesawat nirawak menargetkan infrastruktur di kamp tersebut.
Sebuah pernyataan militer mengatakan operasi di Jenin, dengan nama sandi "Tembok Besi," diperkirakan akan berlangsung beberapa hari.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan operasi Jenin adalah bagian dari "cara sistematis dan tegas militer terhadap poros Iran di mana pun ia mengirim senjatanya di Gaza, Lebanon, Suriah, Yaman, Yudea, dan Samira (Tepi Barat)."
“Para pejuang kami telah berhadapan dengan pasukan Israel di Jenin, yang menimbulkan korban di antara para prajurit,” ujar sayap bersenjata kelompok Jihad Islam, Brigade Quds, seperti dikutip Yeni Safak, Rabu 22 Januari 2025.
Kelompok Palestina Hamas juga menyerukan warga Palestina untuk bergerak di Tepi Barat guna menghadapi serangan Israel di Jenin.
Ketegangan meningkat di seluruh Tepi Barat akibat perang genosida Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 47.000 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta lebih dari 110.700 orang terluka sejak 7 Oktober 2023.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sekitar 868 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 6.700 orang terluka akibat tembakan tentara Israel di wilayah yang diduduki.
Gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan mulai berlaku pada hari Minggu di Gaza, yang menghentikan perang Israel di daerah kantong Palestina tersebut.
Pada Juli, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina sebagai tindakan ilegal dan menuntut evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.