Truk berisi bantuan kemanusiaan yang sulit masuk ke Gaza. Foto: Anadolu
Khan Younis: Pasukan Israel di Jalur Gaza menembaki warga yang tengah menuju lokasi distribusi bantuan pada Senin, 2 Juni 2025. Serangan itu menewaskan tiga orang dan melukai puluhan warga, menurut laporan pejabat kesehatan dan seorang saksi mata.
Penembakan terjadi di lokasi di mana kerumunan orang menuju pusat bantuan di Gaza selatan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza yang didukung Israel dan AS sehari sebelumnya.
Militer Israel mengatakan telah melepaskan tembakan peringatan ke "beberapa tersangka yang maju ke arah pasukan dan mengancam mereka," sekitar satu kilometer dari lokasi distribusi bantuan tersebut. Mereka membantah bahwa serangan ditujukan untuk mencegah warga mencapai bantuan.
Dalam insiden terpisah pada hari yang sama, Israel menyerang sebuah bangunan tempat tinggal di Gaza utara yang menewaskan 14 orang, menurut pejabat kesehatan. Rumah sakit Shifa dan al-Ahli mengonfirmasi korban dari serangan di kamp pengungsi Jabaliya, terdapat lima wanita dan tujuh anak-anak dari korban yang tewas.
Israel menanggapi bahwa mereka menyerang "target teroris" di seluruh Gaza utara dan mengatakan bahwa hanya menargetkan militan serta mencoba menghindari melukai warga sipil. Mereka menyalahkan kematian korban pada Hamas karena berada di daerah berpenduduk.
Serangan di Gaza Selatan
Rumah sakit lapangan Palang Merah mengatasi 50 orang terluka -,dua orang dinyatakan meninggal saat tiba,- setelah penembakan di Gaza Selatan, menurut juru bicara Palang Merah, Hisham Mhanna. Ia mengatakan bahwa sebagian besar korban mengalami luka tembak dan pecahan peluru. Rumah Sakit Nasser juga mengatakan telah menerima jenazah ketiga.
Moataz al-Feirani yang dirawat di Rumah Sakit Nasser, mengatakan bahwa ia tertembak di kaki saat berjalan bersama ke lokasi distribusi bantuan. Menyebut pasukan Israel menembaki mereka yang tengah mendekati Bundaran Bendera sekitar pukul 5:30 waktu setempat.
Pada Minggu, sedikitnya 31 orang tewas dan lebih dari 170 orang terluka di Bundaran Bendera, menurut pejabat kesehatan setempat dan saksi mata. Para saksi mengatakan Israel menembaki kerumunan sekitar pukul 3.00 pagi setelah memerintahkan mereka untuk bubar dan kembali saat lokasi distribusi dibuka.
Militer Israel segera membantah pasukannya menembaki warga sipil di dekat lokasi bantuan tersebut. Seorang pejabat militer Israel mengatakan bahwa pasukan melepaskan tembakan peringatan ke beberapa tersangka yang maju ke arah mereka sebelumnya.
Yayasan Kemanusiaan Gaza juga membantah laporan kekacauan dan tembakan di sekitar lokasinya dan mengklaim telah mengirimkan bantuan pada kedua hari itu tanpa insiden.
Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan bahwa ia terkejut dengan laporan warga Palestina yang tewas dan terluka saat ingin mengambil bantuan. “Tidak dapat diterima bahwa warga
Palestina mempertaruhkan nyawa mereka demi makanan.” Ia menyerukan untuk dilakukannya penyelidikan independen atas hal ini.
Sementara itu, Israel dan AS mengatakan bahwa mereka membantu membangun sistem bantuan untuk menghindari Hamas. Badan-badan PBB menuduh sistem baru tersebut melanggar prinsip kemanusiaan dengan mengizinkan Israel untuk mengendalikan penerima bantuan dan dengan memaksa warga untuk menempuh perjalanan jauh untuk menerimanya.
Tak terlihat hilal akhir
Dimulai ketika pejuang Palestina menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 251 orang. Militer Israel kemudian menyerang dan menewaskan lebih dari 54.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Hamas mengatakan bahwa mereka hanya akan membebaskan sandera yang tersisa dengan imbalan lebih banyak tahanan Palestina, gencatan senjata kedua pihak, dan penarikan pasukan Israel. Israel sendiri telah bersumpah untuk melanjutkan perang hingga semua sandera dikembalikan, dan Hamas dikalahkan.
(Nada Nisrina)