Tayangan Xpose Uncensored dianggap melecehkan dan menyinggung martabat para kiai dan ponpes. Foto: Dok. Istimewa.
Fachri Audhia Hafiez • 14 October 2025 12:55
Jakarta: Trans7 tengah menuai sorotan perkara tayangan di program Xpose Uncensored dianggap melecehkan dan menyinggung martabat para kiai dan pondok pesantren (ponpes). Tayangan itu menuai kecaman dari berbagai pihak, khususnya keluarga ponpes.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tayangan tersebut muncul pada 13 Oktober 2025. Program itu tengah menyoroti kehidupan di lingkungan pesantren.
Salah satu narasi yang dimunculkan berbunyi 'Santrinya Minum Susu Aja Kudu Jongkok, Emang Gini Kehidupan Pondok?'. Kemudian, program yang tayang sore hari itu juga menyebut soal 'Kiainya yang Kaya Raya tapi Umat yang Kasih Amplop' dan 'Ikhlas Ngepel hingga Ngelap Daun, Sungguh Mulia Santri dan Santriwati Ini'.
Tak hanya itu, tayangan tersebut juga menyebut sosok kiai yang menggunakan mobil mewah. Bahkan, menguliti harga outfit kiai.
Trending
Tayangan tersebut masuk populer dari platform X. Muncul tagar
#BOIKOTTRANS7 imbas tayangan yang dinilai netizen melecehkan kehidupan pesantren dan kiai.
Beberapa topik yang terkait juga masuk
populer, seperti kyai dan santri. Mayoritas netizen menyuarakan somasi hingga memboikot Trans7.
Mereka menuntut Trans7 bertanggung jawab dan meminta maaf. Karena narasi yang dibangun telah memuat pesan negatif ke pesantren.
Dikecam legislator
Anggota Komisi I DPR Syamsu Rizal menyesalkan tayangan program
Xpose Uncensored tersebut. Dia meminta agar Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi) dan Dewan Pers memanggil manajemen Trans7.
"Komdigi dan Dewan Pers harus bersikap tegas. Jangan sampai pelanggaran seperti ini dianggap remeh. Ini menyangkut martabat tokoh agama dan kepercayaan publik terhadap media," kata Syamsu Rizal melalui keterangan tertulis, Selasa, 14 Oktober 2025.
Gedung DPR-MPR. Foto: Metrotvnews.com/Fachri Audhia Hafiez
Dia menilai tayangan tersebut telah melampaui batas etika dan melanggar aturan penyiaran yang berlaku. Dia mengingatkan lembaga penyiaran harus lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam memilih serta menyajikan konten siarannya.
“Kebebasan pers tidak boleh digunakan untuk merendahkan atau melecehkan simbol agama. Media harus menjadi sarana edukasi, bukan provokasi,” ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Trans7 minta maaf
Trans7 menyampaikan permohonan maaf usai aksi boikot
viral di media sosial. Mereka mengirimkan surat permintaan maaf yang ditujukan kepada HM. Adibussholeh pemimpin PP. Putri Hidayatul Mubtadiaat, Pondok Pesantren Lirboyo, Mojokerto, Kediri, Jawa Timur.
Surat yang diterbitkan pada 14 Oktober 2025 itu, Trans7 mengakui keteledorannya dan kurang teliti dalam proses penayangan serta berujung merugikan Keluarga Besar PP Lirboyo. Stasiun televisi milik Chairul Tanjung itu janji tak mengulangi lagi membuat tayangan serupa.
"Kami menyadari bahwa tayangan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi keluarga besar pesantren. Hal ini menjadi pembelajaran berharga bagi kami di TRANS7 agar tidak lagi menayangkan pemberitaan yang berkaitan dengan Ulama, Kyai, dan kehidupan Pesantren, khususnya yang berkaitan dengan Pondok Pesantren Lirboyo dalam program yang tidak relevan," tulis surat tersebut.
Surat permohonan maaf Trans7. Dok. Istimewa.
Surat yang ditandatangi Direktur Produksi Trans7, Andi Chairil dan Kepala Departement Programing Renny Andhita, juga menyebutkan bahwa mereka berkomitmen untuk menghadirkan tayangan yang menampilkan nilai-nilai positif dan keteladanan kehidupan pesantren di Indonesia. Khususnya berkaitan dengan Pesantren Lirboyo.
Trans 7 juga berharap kekeliruan di program
Xpose Uncensored dapat dimaafkan. Permintaan maaf ini disebut bentuk iktikad baik untuk menjaga muruah lembaga pendidikan keagamaan di Indonesia dan memastikan hal serupa tidak terulang di masa mendatang.