Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha (layar) dalam press briefing. (Marcheilla Ariesta)
Marcheilla Ariesta • 5 December 2024 20:56
Jakarta: Keadaan memanas di Suriah usai pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS), menyerang Kota Aleppo. Perlindungan WNI di Suriah saat ini menjadi salah satu prioritas utama.
"Jadi saat ini KBRI Damaskus memiliki rencana kontigensi WNI dan sesuai dengan rencana kontigensi tersebut kita telah meningkatkan status beberapa provinsi di wilayah Suriah menjadi Siaga 1 yaitu Aleppo, Idlib, Hama, Deir Ez-Zor, Hasaka, Raqqa, Daraa, Suwaida,” ucap Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha.
“Ini adalah provinsi-provinsi yang kita nilai berbahaya dan dapat mengancam keselamatan WNI kita," lanjut dia.
Dalam pengarahan media di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2024, Judha mengatakan, Kemenlu RI dan perwakilan di Suriah juga menetapkan siaga dua di beberapa provinsi di negara itu.
Saat ini, terdapat 1.162 WNI di Suriah. Sebanyak 29 WNI berada di Aleppo, dan enam lainnya di Hama.
Judha menuturkan, saat ini sejumlah imbauan telah disampaikan kepada WNI di wilayah konflik di Timur Tengah. Tak hanya Suriah, ada juga WNI di Israel dan juga Lebanon.
Imbauan tersebut yakni segera lapor diri dan melakukan pembaruan data WNI. “Setidaknya, ketika situasi dalam keadaan konflik perang, masih ada pencegahan perang, WNI bisa dievakuasi dari tempat-tempat awal (domisili), WNI juga diharapkan aktif berkomunikasi dengan perwakilan Indonesia,” kata Judha.
“Tentu kami sangat mengimbau WNI untuk dapat mengikuti proses evakuasi yang telah disampaikan oleh perwakilan RI,” lanjut Judha.
Ia menegaskan, WNI jangan menunda keputusan untuk evakuasi hingga situasi menjadi sangat parah dan menyulitkan proses evakuasi.
Baca juga: Sejumlah Kedubes RI di Zona Konflik Berlakukan Status Siaga 1