Kecerdasan buatan. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 30 June 2024 12:29
New York: Perusahaan jasa keuangan sedang mengkaji penyebaran sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) yang menawarkan peluang besar dan memberikan risiko yang lebih besar karena mereka mengelola informasi sensitif.
Mantan Kepala Kemitraan Bisnis di OpenAI Zack Kass menuturkan sistem AI bisa lebih baik daripada manusia dalam menjelaskan kepada klien mengenai rekomendasi seperti alokasi portofolio atau keputusan pinjaman.
"Masalahnya adalah, jika kita tidak berhati-hati, hal itu hanya akan memperburuk keadaan,” kata Kass dikutip dari Channel News Asia, Minggu, 30 Juni 2024.
Secara teori, AI akan menyederhanakan banyak tugas rutin seperti mengisi formulir kepatuhan atau mengembangkan portofolio yang tidak terlalu rumit, sehingga memberikan lebih banyak waktu bagi para profesional keuangan untuk fokus pada interaksi manusia atau masalah yang memerlukan pemikiran lebih dalam.
“Ada beberapa hal yang bisa diselesaikan oleh mesin, dan kemudian penasihat keuangan bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk melayani klien mereka,” kata Analis Riset Senior Morningstar Karen Zaya.
Namun kedalaman interaksi manusia dengan AI akan bervariasi, katanya. Meskipun chatbot yang didukung AI sudah menjadi hal yang umum untuk tugas-tugas seperti membantu memilih kursi maskapai penerbangan atau memeriksa saldo rekening bank, katanya, variabelnya jauh lebih kompleks untuk hal-hal seperti mengatur investasi dalam rencana pensiun.
"Semua perusahaan yang kami ajak bicara sangat bijaksana dan berhati-hati dalam menerapkan hal-hal ini. Mereka ingin dipertimbangkan." jelas dia.
Para pembuat kebijakan di AS sedang mencari komentar publik mengenai penggunaan AI oleh perusahaan-perusahaan keuangan, guna mendorong akses yang inklusif dan adil terhadap layanan mereka. Menteri Keuangan Janet Yellen bulan ini memperingatkan bahwa penggunaan AI di bidang keuangan dapat menurunkan biaya transaksi namun memiliki risiko yang signifikan.