Ilustrasi. Foto: Medcom
M. Iqbal Al Machmudi • 1 January 2025 12:35
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimbau masyarakat berhati-hati mengikuti saran pengobatan dari kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Sebab, saran yang diberikan tanpa penilaian klinis yang tepat sehingga dapat berisiko dan membahayakan kesehatan.
"Saran pengobatan hanya dapat diberikan oleh tenaga medis profesional yang dapat menilai risiko dan manfaat dengan tepat berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh. Terlebih, AI tidak dapat memberikan jaminan dan tanggung jawab terhadap informasi dan saran yang telah diberikan," kata Chief of Technology Transformation Office (TTO) Kementerian Kesehatan Setiaji saat dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 1 Desember 2024.
Setiaji menjelaskan, Ai beroperasi berdasarkan algoritma yang menggeneralisasi data untuk menghasilkan jawaban yang paling mungkin terjadi. Dalam konteks klinis, gejala serupa dapat berasal dari berbagai penyakit.
"Teknologi AI mungkin menunjukkan beberapa kemungkinan tanpa dapat menentukan mana yang paling relevan untuk pasien, karena tidak dilakukan analisis klinis yang lebih mendalam. Misalnya, batuk dan demam bisa merupakan indikasi flu biasa, covid-19, atau kondisi serius lainnya seperti pneumonia," ungkap dia.
Baca juga:
Kemenkes Imbau Masyarakat tak Jadikan Informasi Kesehatan via AI sebagai Diagnosis Medis |