Ekonomi Malaysia. Foto: Unsplash.
Kuala Lumpur: Ketika ketegangan perdagangan terus meningkat antara Beijing dan Washington, perusahaan-perusahaan asing memindahkan fasilitas manufaktur mereka keluar dari Tiongkok.
Strategi yang dikenal sebagai China Plus One, perusahaan mendiversifikasi bisnis mereka di luar Tiongkok telah memberikan banyak manfaat bagi
Malaysia, yang berkembang menjadi eksportir semikonduktor terbesar keenam di dunia.
Konsultan properti Samuel Tan mengatakan Malaysia menjadi saluran yang cocok untuk menyeimbangkan perang dagang antara kedua negara.
"Negara-negara Eropa (juga) pindah ke Malaysia karena ingin mengekspor produknya ke Tiongkok," kata dia, dilansir
Channel News Asia, Selasa, 23 April 2024.
Intel telah memulai bisnisnya selama 50 tahun di negara bagian Penang, bagian utara. Raksasa cip Amerika Serikat ini juga sedang membangun pabrik lain di Penang, yang akan menjadi fasilitas luar negeri pertama perusahaannya untuk pengemasan cip 3D.
Malaysia memegang posisi tepat dengan banyaknya perusahaan semikonduktor dan kendaraan listrik yang pindah ke Asia Tenggara untuk melewati pembatasan perdagangan dan memperkuat rantai pasokan mereka.
Selain itu, ekosistem yang ada, khususnya di Penang dan daerah sekitar Kulim di negara bagian Kedah, merupakan magnet bagi perusahaan-perusahaan teknologi yang ingin mengurangi risiko di tengah persaingan ketat antara AS dan Tiongkok.
Malaysia mengalami peningkatan yang stabil dalam investasi asing langsung (FDI) di sektor teknologi sejak 2021, dengan Intel dan raksasa cip Infineon Technologies masing-masing menginvestasikan USD7 miliar untuk melakukan investasi lebih dari sekadar pengemasan, perakitan, dan pengujian.
Raksasa teknologi Austria AT&S memproduksi papan sirkuit kelas atas. Sementara itu pembuat chip Amerika Nvidia bekerja sama dengan konglomerat lokal YTL untuk mengembangkan infrastruktur cloud kecerdasan buatan dan superkomputer bernilai miliaran dolar di Malaysia.
Dukungan pemerintah Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mendukung investasi dengan melakukan perjalanan ke luar negeri untuk merayu investasi teknologi tinggi.
Pada Maret, ia menyampaikan memberikan undangan terbuka kepada perusahaan-perusahaan Jerman, serta dunia usaha di seluruh Eropa, untuk berinvestasi di Malaysia.
"Kami tentu saja siap melayani Anda, kami akan terlibat. Ketika Anda membutuhkan pasar Tiongkok, maka Anda memerlukan basis penting di Malaysia," kata Anwar.