Hati-hati! Kenali Dampak Doom Spending yang Bisa Bikin Gen Z Miskin

Ilustrasi. Foto: Shutterstock.

Hati-hati! Kenali Dampak Doom Spending yang Bisa Bikin Gen Z Miskin

Medcom • 27 September 2024 16:55

Jakarta: Fenomena doom spending, yang merujuk pada perilaku konsumen yang cenderung menghabiskan uang secara impulsif saat menghadapi ketidakpastian atau krisis, belakangan ini menjadi perhatian.

Banyak orang yang merasa cemas terhadap masa depan memilih untuk melampiaskan kekhawatiran mereka dengan belanja berlebihan, sering kali tanpa pertimbangan yang matang. Situasi ini semakin diperburuk oleh tekanan sosial dan akses mudah terhadap belanja online.

Akibatnya, dampak ekonomi yang ditimbulkan dari doom spending tidak hanya dirasakan pada tingkat individu, tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas terhadap stabilitas keuangan masyarakat.

Berikut adalah dampak dari fenomena doom spending terhadap kesehatan keuangan jangka panjang generasi z, dilansir laman DBS.


1. Risiko utang dan arus kas negatif

Pengeluaran berlebihan tanpa perencanaan atau anggaran dapat menyebabkan penumpukan utang dan arus kas negatif yang sulit diatasi.
 

2. Kurangnya dana darurat

Tidak menyisihkan dana darurat untuk biaya tiga bulan hingga enam bulan membuat individu lebih rentan terhadap keadaan darurat finansial.
 

3. Kegagalan dalam investasi jangka panjang

Jika tabungan tidak mencukupi untuk diinvestasikan, individu berisiko gagal mencapai tujuan jangka panjang seperti pensiun.
 
Baca juga: Masih Banyak Generasi Z-Milenial Abaikan Rekam Jejak Digital

4. Pengaruh lingkungan sosial

Nilai-nilai tentang uang yang terbentuk dari lingkungan sekitar dapat mempengaruhi perilaku konsumtif yang tidak terkendali.
 

5. Literasi keuangan

Literasi keuangan dapat membantu individu memahami pentingnya perencanaan keuangan dan menahan diri dari pengeluaran yang tidak perlu.


(Ilustrasi gemar berbelanja. Foto: Medcom.id)

Memahami dampak doom spending penting agar kita lebih bijak mengatur uang. Menyiapkan anggaran, menyimpan dana darurat, dan berinvestasi adalah cara untuk mencegah pengeluaran berlebihan yang bisa merugikan.

Selain itu, pengetahuan tentang keuangan membantu kita melawan tekanan lingkungan yang mendorong belanja impulsif.

Dengan kesadaran ini, kita bisa menjaga keuangan tetap stabil dan mencapai tujuan jangka panjang tanpa terjebak dalam pola belanja yang merusak. (Nanda Sabrina Khumairoh)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)