Ilustrasi Wall Street. Foto: Unplash
Annisa Ayu Artanti • 15 December 2023 08:42
New York: Dow Jones ditutup pada rekor tertinggi pada Kamis untuk hari kedua berturut-turut karena reli pasca-Fed terus mendorong saham-saham lebih tinggi. Bahkan ketika beberapa orang menyatakan kekhawatiran kenaikan baru-baru ini terlalu cepat.
Melansir Investing.com, Jumat, 15 Desember 2023, Dow Jones Industrial Average naik 158 poin, atau 0,4 persen menjadi 37.248,35. Indeks S&P 500 naik 0,4 persen dan NASDAQ Composite naik 0,2 persen.
Reli pasca-Fed berlanjut meskipun memasuki wilayah overbought Reli pada tiga indeks utama termasuk Dow, S&P 500 dan Nasdaq menembus level "overbought" secara teknikal.
Imbas The Fed
Lonjakan
intraday sebelumnya dalam saham terjadi sehari setelah Federal Reserve memperkirakan tiga kenaikan suku bunga untuk selanjutnya. Ketua Fed Jerome Powell mengumumkan diskusi tentang kapan akan menurunkan suku bunga sekarang ada di atas meja.
Di samping teknikal, reli ini juga menyoroti apakah valuasi saham sudah naik terlalu cepat.
Baca juga: Pasar Saham AS Bersuka Cita, Dow Jones Capai Rekor Tertinggi
"Sepertinya saham-saham sedikit terlalu panas pada saat ini," kata Brian Mulberry Zacks Investment Management.
"Tahun depan, kami memperkirakan pendapatan di S&P 500 akan naik menjadi USD240 per saham, tetapi kami sudah menikmati valuasi pertumbuhan pendapatan tersebut saat ini," tambah Mulberry.
Klaim pengangguran berkurang dan data penjualan ritel
Klaim pengangguran awal turun 19 ribu menjadi 202 ribu yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 9 Desember. Namun angka itu masih jauh dari perkiraan para ekonom. Beberapa orang terus melihat adanya pelemahan yang material ke depan.
Usaha-usaha kecil, khususnya, menghadapi tekanan dari bunga yang lebih tinggi yang telah meningkatkan bisnis bulanan.
"Kenaikan hingga saat ini kemungkinan besar telah menjadi kekuatan di balik perlambatan perekrutan secara keseluruhan. Hal ini belum diterjemahkan menjadi PHK, tetapi pada akhirnya akan terjadi," kata Jefferies.
Namun, konsumen terus menunjukkan kekuatan, dengan penjualan ritel AS secara tak terduga naik 0,3 persen pada November karena musim belanja liburan dimulai dengan cepat.