ilustrasi medcom.id
Medcom • 4 November 2023 20:47
Bandar Lampung: Seorang santriwati diduga dianiaya pemilik salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Telukbetung Timur , Bandar Lampung. Rekaman video korban yang merintih kesakitan diunggah oleh akun Facebook @Intansaputri.
Adapun korban penganiayaan berinisial AS, 15, warga Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus. Terdapat 4 video korban. Korban dianiaya hingga mengalami luka lebam-lebam di bagian punggung, tangan, kaki dan bahu.
Nampak korban merintih kesakitan saat diobati tradisional oleh keluarga korban, menggunakan daun pisang. Selain dianiaya pemilik ponpes, korban juga mengaku dianiaya oleh 8 santriwati lainnya atas perintah pemilik pesantren.
Saat dikonfirmasi, korban AS menceritakan penyebab dirinya dianiaya oleh pemilik ponpes berinisial HA pada Rabu, 25 Oktober 2023. Saat itu dirinya usai bertemu dengan teman prianya di pantai dan balik ke ponpes saat sore hari.
"Waktu pulang sampai pondok jam 5 sore itu, ibu HA sudah nunggu, terus nanya dari mana dan langsung pukulin saya," kata dia, Sabtu, 04 November 2023.
Tidak sampai di situ saja, menurut AS, pemilik ponpes juga menyuruh santriwati lainnya untuk turut memukulinya hingga mengalami luka lebam di sekujur tubuh. "Teman ada sekitar delapan orang ikut mukulin juga, itu perintah ibu HA," kata dia.
Teman-teman korban memukuli dengan benda tumpul seperti kayu. Pukulan itu mengenai kepala dan tubuh lainnya. "Pakai kayu, saya disabetin mulai dari kepala, badan, tangan. Sekujur tubuh pokoknya, udah itu saya disuruh mandi," kata dia.
SU, ayah korban datang ke Bandar Lampung menjemput setelah diberi tahu kakak korban. Pemilik ponpes menyatakan tidak sanggup lagi mendidik korban dan akhirnya mereka pulang.
"Saya sudah memohon untuk anak saya dimaafkan tapi kata mereka tetap tidak bisa," kata SU.
SU kemudian membawa anaknya pulang. Saat di rumah dia baru tahu jika sekujur tubuh anaknya banyak luka lebam akibat penyiksaan. Peristiwa itu kemudian dilaporkan ke Polda Lampung. "Waktu di cek badannya sudah biru-biru, nangis-nangis dia," kata dia.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Umi Fadillah Astutik mengatakan sudah menerima laporan tersebut. "Benar ada laporan itu, dan sudah diterima laporannya. Saat ini tim dari Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Lampung tengah melakukan serangkaian penyelidikan," kata dia. (Lampost)