PM Lebanon Najib Mikati. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 27 November 2024 06:38
Beirut: Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati menyambut baik perjanjian gencatan senjata antara kelompok Hizbullah dan Israel pada Selasa malam. Ia mendesak Israel untuk sepenuhnya mematuhi ketentuan perjanjian dan menarik diri dari semua wilayah Lebanon yang didudukinya.
Mikati membuat pernyataan tersebut setelah panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang sebelumnya mengumumkan bahwa Lebanon dan Israel telah menyetujui gencatan senjata, yang akan mulai berlaku pada Rabu pukul 04,00 waktu setempat (0200 GMT).
Menurut laporan National News Agency (NNA) Lebanon, Mikati berterima kasih kepada Biden "atas dukungan Amerika untuk Lebanon dan upaya yang dilakukan utusannya, Amos Hochstein, dalam menengahi perjanjian gencatan senjata."
PM Lebanon "menyambut baik keputusan untuk menghentikan pertempuran di Lebanon, dengan bantuan dari AS dan Prancis dalam mengatur gencatan senjata."
"Perjanjian ini, yang menguraikan peta jalan untuk gencatan senjata, dibagikan kepada saya malam ini. Ini adalah langkah penting menuju pemulihan perdamaian dan stabilitas di Lebanon serta memfasilitasi pemulangan para pengungsi ke rumah dan kota mereka. Ini juga berkontribusi untuk membangun stabilitas regional,” imbuhnya, melansir dari Anadolu Agency, Rabu, 27 November 2024.
Mikati menegaskan kembali komitmen pemerintahnya untuk melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menyerukan kehadiran Angkatan Darat Lebanon yang lebih kuat di selatan dan kerja sama dengan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).
Ia mendesak “semua negara dan lembaga internasional untuk bertanggung jawab dalam hal ini.”
Selain itu, Mikati menyerukan “kepatuhan penuh Israel terhadap gencatan senjata dan penarikannya dari semua wilayah yang didudukinya di Lebanon, sesuai dengan Resolusi 1701.”
Resolusi 1701, yang diadopsi pada 11 Agustus 2006, menyerukan penghentian total permusuhan antara Hizbullah dan Israel serta pembentukan zona bebas senjata antara Garis Biru dan Sungai Litani di Lebanon selatan, dengan pengecualian untuk Angkatan Darat Lebanon dan UNIFIL.
Hizbullah belum mengeluarkan pernyataan tentang perjanjian tersebut.
Baca juga: Apa yang Perlu Diketahui Terkait Gencatan Senjata Antara Hizbullah dan Israel