Harga Minyak Dunia Turun Gegara Prospek Permintaan yang Lemah

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Harga Minyak Dunia Turun Gegara Prospek Permintaan yang Lemah

Husen Miftahudin • 19 February 2024 09:59

Houston: Harga minyak turun di sesi perdagangan Asia pada perdagangan hari ini, di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut atas perlambatan permintaan yang membayangi, yang sebagian besar mengimbangi kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan dari serangan baru di Laut Merah.
 
Melansir Investing.com, Senin, 19 Februari 2024, minyak Brent yang akan berakhir pada April 2024 turun 0,7 persen menjadi USD82,91 per barel. Sementara minyak WTI turun 0,7 persen menjadi USD77,91 per barel. Keduanya naik sekitar dua persen pada minggu lalu.
 
Adapun, kelompok Houthi yang berbasis di Yaman dan terkait dengan Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah kapal tanker minyak di Laut Merah, yang menunjukkan sedikit deeskalasi dalam ketidakstabilan geopolitik di Timur Tengah.
 
Konflik yang meningkat di Timur Tengah, utamanya setelah perang Israel-Hamas, telah menjadi titik kunci dukungan untuk harga minyak, terutama karena pertempuran di Laut Merah menyebabkan penundaan pengiriman minyak ke beberapa wilayah Asia dan Eropa.
 
Tetapi peningkatan harga minyak mentah sebagian besar tertahan oleh kekhawatiran akan permintaan yang lesu, terutama dalam menghadapi kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi dan memburuknya kondisi ekonomi di seluruh dunia.

Baca juga: Minyak Dunia Rebound Bertahan di USD83,53/Barel
 

Perlambatan permintaan minyak mentah

 
Badan Energi Internasional (IEA) pekan lalu memperingatkan perlambatan permintaan pada 2024, dengan peringatan tersebut muncul ketika data menunjukkan Inggris dan Jepang memasuki resesi.
 
Volume perdagangan kemungkinan besar akan diredam pada Senin waktu setempat, karena hari libur pasar di Amerika Serikat (AS).
 
Meskipun harga minyak mencatat penguatan selama dua minggu berturut-turut, harga minyak gagal membuat kemajuan besar di luar kisaran perdagangan yang telah dicapai sejauh ini pada 2024. Penguatan dolar, terutama setelah angka inflasi AS yang kuat dari minggu lalu, juga menekan minyak mentah.
 
Data inflasi konsumen dan produsen AS yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis minggu lalu menambah kekhawatiran Federal Reserve akan memiliki sedikit dorongan untuk memangkas suku bunga pada awal 2024. Gagasan ini justru bisa menopang dolar.
 
Suku bunga yang lebih tinggi juga menjadi pertanda buruk bagi permintaan minyak mentah, mengingat hal ini menghambat aktivitas ekonomi.
 
Data lain yang dirilis minggu lalu menunjukkan produksi minyak AS tetap berada di rekor tertinggi lebih dari 13 juta barel per hari. Produksi AS yang kuat secara luas diharapkan dapat menutupi kekurangan pasokan yang timbul dari gangguan di Timur Tengah atau pengurangan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)