Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.
Husen Miftahudin • 23 February 2024 10:35
Houston: Harga minyak turun sedikit di perdagangan Asia pada hari ini, dan ditutup lebih rendah minggu ini karena kekhawatiran atas lesunya permintaan sebagian besar mengimbangi pertaruhan pada pasokan yang lebih ketat karena gangguan di Timur Tengah.
Serangkaian data perekonomian yang lemah di seluruh dunia memicu lebih banyak kekhawatiran atas melambatnya permintaan, terutama setelah data yang dirilis pekan lalu menunjukkan Inggris dan Jepang memasuki resesi pada kuartal keempat.
Ekspektasi suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama juga membebani prospek permintaan minyak mentah, karena beberapa sinyal dari Federal Reserve menunjukkan bank tersebut tidak terburu-buru untuk mulai memangkas suku bunga.
Dikutip dari Investing.com, Jumat, 23 Februari 2023, minyak mentah berjangka Brent yang habis masa berlakunya pada April 2024 turun 0,4 persen menjadi USD83,38 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun 0,4 persen menjadi USD77,63 per barel.
Kontrak Brent dan WTI diperkirakan turun antara 0,2 persen dan 1,1 persen pada minggu ini, dengan tekanan yang datang dari kekhawatiran yang terus-menerus terhadap prospek permintaan. Kerugian mingguan juga membendung kenaikan harga minyak selama dua minggu, yang kini tampaknya mulai kehabisan tenaga.
Pembacaan indeks manajer pembelian dari Jepang , zona euro, dan Amerika Serikat semuanya menunjukkan penurunan aktivitas bisnis sepanjang Februari. Sementara langkah-langkah stimulus baru di Tiongkok memberikan sedikit kepercayaan.
Penurunan klaim pengangguran mingguan yang tidak terduga, ditambah dengan rentetan sinyal hawkish dari The Fed juga menambah keraguan terhadap prospek penurunan suku bunga lebih awal pada 2024. The Fed kini diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga pada paruh kedua tahun ini.
Baca juga: Dolar AS Melemah Lagi