Digitalisasi Bantu Penanganan Stunting dengan Lebih Baik

Plt Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufiq. Foto: Dok istimewa

Digitalisasi Bantu Penanganan Stunting dengan Lebih Baik

Eko Nordiansyah • 30 October 2024 08:30

Jakarta: Digitalisasi menjadi prioritas pemerintah sebagai enabling factor untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi birokrasi. Plt Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufiq mengatakan, digitalisasi bisa dimanfaatkan untuk membangun kualitas SDM unggul, termasuk penanganan stunting.

Ia mengungkapkan, digitalisasi dalam penanganan stunting yang berfokus kepada layanan ibu dan anak, mampu meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam memperoleh data. Dengan demikian keputusan dan kebijakan yang diambil dapat dilakukan dengan lebih baik.

“Disamping itu tentunya dengan digitalisasi akan peningkatan akses dan penyebaran informasi terkait kesehatan ibu dan anak dapat dilakukan secara lebih luas dan cepat,” kata dia dalam Seminar Indonesia - Jepang Exchange Knowledge dilansir Rabu, 30 Oktober 2024.

Taufiq juga mengingatkan, teknologi hanya alat untuk mencapai keberhasilan, namun yang tidak kalah penting adalah para pimpinan birokrasi yang memiliki mindset kolaboratif dan kemampuan berpikir holistik, serta customer centric. Dengan begitu, transformasi digital di dalam birokrasi akan terwujud.

“Seminar ini merupakan sarana untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik antara Indonesia dan Jepang dalam memperkuat digitalisasi layanan publik, terutama dalam mendukung kesehatan ibu dan anak serta mengatasi permasalahan stunting,” ujarnya.
 

Baca juga: 

Pengusaha Muda Perlu Manfaatkan Teknologi Digital untuk Kemudahan Usaha



Deputi Bidang Kajian dan Inovasi Administrasi Negara LAN Tri Widodo menjelaskan, dalam mengatasi stunting dan meningkatkan kesehatan masyarakat diperlukan adanya pendekatan lintas sektor, kolaborasi antar pemerintah, serta penguatan kapasitas aparatur hingga literasi digital masyarakat.

“Seminar ini akan menghasilkan beberapa alternatif rekomendasi dalam meningkatkan koordinasi antar lembaga, pemanfaatan big data secara efektif untuk kebijakan berkualitas serta penguatan kolaborasi berbagai pihak untuk berbagi pengetahuan dan teknologi,” ungkap dia.

Sementara itu, Deputy Director, International Affairs Office Ministry of Internal Affairs and Communications Japan, Tagashira Shinji menyampaikan, knowledge exchange ini dilaksanakan dalam rangka menjawab berbagai tantangan dalam administrasi lokal yang dihadapi kedua negara selama ini.

“Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo ada beberapa kebijakan penting seperti pengembangan sistem makan siang sekolah, dimana terkait dengan tema-tema yang akan dipresentasikan hari ini, jadi topik-topik seperti kesehatan ibu dan anak adalah tema yang penting bagi kedua belah pihak,” katanya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)