Canangkan Koperasi Bangkit, Menkop bakal Bantu Keterserapan Susu untuk Makan Bergizi Gratis

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie. Dok. Istimewa

Canangkan Koperasi Bangkit, Menkop bakal Bantu Keterserapan Susu untuk Makan Bergizi Gratis

Achmad Zulfikar Fazli • 16 November 2024 21:12

Jakarta: Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie mencanangkan koperasi bangkit untuk terlibat dalam program makan bergizi gratis. Koperasi ini diwajibkan berperan, bermanfaat, dan terlibat dalam proses hilirisasi.

"Koperasi ini harus terlibat dalam proses hilirisasi. Saya ingin mengecek kesiapan GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) dalam program makan bergizi gratis," kata Menkop Budi Arie saat mengecek kesiapan GKSI untuk program makan bergizi gratis di Jawa Barat, dilansir pada Sabtu, 16 November 2024.

Peternak susu lokal akhir-akhir ini mengeluhkan minimnya penyerapan susu ke dalam industri. Menurut Menkop, ini bukan kekhawatiran yang harus dimunculkan, tapi bagaimana memunculkan satu inovasi baru agar dapat memperbesar market share susu.

"Ini momentumnya, ini eranya koperasi bangkit. Kementerian Koperasi, akan berkomunikasi dan bersinergi dengan kementerian lain, dan banyak pihak untuk bersama-sama mendukung target swasembada pangan, khususnya susu," ujar Menkop Budi.

Pihaknya optimistis program makan bergizi gratis dapat menjadi momentum kebangkitan koperasi susu. Kebangkitan koperasi dinilai perlu digerakkan secara bersama-sama guna meningkatkan produktivitas agar kebutuhan dalam negeri tidak selalu dipenuhi dari impor.

Di sisi lain, Kementerian Koperasi berkomitmen memastikan penyerapan produksi susu lokal, terutama dari koperasi, dapat berjalan dengan baik. Namun, Menkop Budi Arie menekankan pentingnya para peternak sapi perah dan pengelola koperasi susu memastikan kualitas susu yang dihasilkan terjamin.

Dia memastikan produksi susu lokal, terutama dari koperasi, akan terserap dengan baik. Apalagi, kata dia, terdapat program makan bergizi gratis yang menjadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto dengan menyasar 15 juta penerima manfaat.

“Tidak perlu takut soal pasar, kan sudah diciptakan dengan adanya program MBG ini, kita akan amankan produksi susu dalam negeri untuk kebutuhan MBG," kata Menkop.
 

Baca Juga: 

Langkah Mentan dan Menkop Budi Arie Selamatkan Industri Susu Nasional


Berdasarkan data GKSI, rata-rata produksi harian susu segar mencapai 1,23 juta liter per hari. Sementara itu, kebutuhan untuk memenuhi program makan bergizi gratis sekitar 3 juta liter per hari. Artinya, terdapat gap yang harus dipenuhi oleh peternak atau koperasi susu nasional dengan meningkatkan produktivitas susu sapi perah.

Di sisi lain, Menkop Budi Arie menyadari upaya peningkatan produktivitas susu terkendala beberapa hal, seperti jumlah sapi yang terus berkurang. Sebelum kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) terjadi, populasi sapi sebanyak 239.196 ekor, namun kini populasi sapi perah tersisa 214.878 ekor.

Kemenkop akan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para peternak sapi di Indonesia. Menkop Budi Arie juga akan langsung menyampaikan permasalahan ini kepada Presiden Prabowo Subianto agar muncul kebijakan afirmatif.

Dia juga berpesan agar GKSI dapat mengembangkan inovasi produknya, sehingga memiliki nilai tambah lebih untuk dapat meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi. Dia mengakui hilirisasi produk susu oleh GKSI sudah cukup baik, namun diperlukan penjaringan potensi pengembangan produk susu yang masih terbuka lebar.

Dia juga berpesan agar koperasi harus terlibat dalam program hilirisasi susu jika memang produk turunannya sudah banyak digemari konsumen, seperti keju, yogurt, mozzarella, dan lainnya. Hilirisasi ini dinilai akan memberikan nilai tambah.
 
Baca Juga: 

Pemerintah Cari Solusi Atasi Aksi Peternak Buang Susu


Sementara itu, Sekretaris GKSI Unang Sudarma mengatakan permasalahan yang dihadapi oleh peternak sapi perah yang paling umum terjadi adalah sulitnya menjaga tingkat kesegaran dan kualitas susu. Sebab, susu harus disimpan dalam ruang pendingin pada suhu 4 derajat.

Selain itu, peternak terkendala lambannya proses regenerasi akibat minat generasi muda yang semakin berkurang untuk beternak. Mayoritas generasi muda lebih tertarik untuk bekerja di sektor formal. 

Selanjutnya, kekurangan sapi perah menjadi persoalan utama. Sehingga, produktivitas susu sapi perah sulit ditingkatkan.

"Kami harap Pak Menteri (Budi Arie Setiadi) berkenan memperjuangkan dan menghadapi tantangan susu lokal untuk kami semua," kata Unang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)