Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Nusa Dua: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) meyakinkan para investor soal komitmen pemerintah untuk mempromosikan pendekatan win-win terhadap investasi hijau yang dapat mendukung kepentingan investor.
Komitmen tersebut disampaikan dalam sesi tematik World Water Forum ke-10 yang bertajuk Indonesia's Energy Transition Pathway: Road to Indonesia Sustainability Forum 2024.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengatakan, Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen pada 2030 dari data baseline 2010, dengan memanfaatkan sumber daya nasional.
Memerangi perubahan iklim
Sementara dengan dukungan internasional, target ini meningkat menjadi 41,2 persen. Hal ini menunjukkan pendekatan Indonesia dalam memerangi perubahan iklim dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Keberlanjutan merupakan inti dari perjalanan energi hijau Indonesia. Dengan memanfaatkan sumber daya terbarukan yang kita miliki, goal kita bukan hanya untuk memenuhi target emisi tetapi juga untuk memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam teknologi energi terbarukan. Untuk mewujudkan visi ini, pemerintah memikul tanggung jawab yang besar untuk menarik investasi yang sesuai dengan potensi ekonomi dan komitmen iklim Indonesia," jelas dia dikutip dari siaran pers, Selasa, 21 Mei 2024.
Dia juga menjelaskan, Indonesia merupakan rumah bagi sumber mineral penting (critical mineral) yang melimpah yang merupakan kunci untuk memenuhi permintaan energi terbarukan global yang terus meningkat, serta produksi teknologi transisi energi.
Pemanfaatan mineral di dalam industri hilirisasi juga dapat meningkatkan daya saing Indonesia sebagai pusat teknologi energi terbarukan.
"Saat ini, transisi menuju energi bersih sedang terjadi, namun beberapa wilayah masih menghadapi risiko tertinggal, kecuali jika kita dapat meningkatkan sumber daya manusia serta penelitian dan inovasi dalam isu-isu keberlanjutan, yang nantinya akan dapat menarik investasi hijau yang tepat untuk pasar negara berkembang," ujar Rachmat.