Kecerdasan buatan. Foto: Unsplash.
New York: Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menuturkan kecerdasan buatan menghantam pasar tenaga kerja global seperti tsunami.
Dia menuturkan kecerdasan buatan kemungkinan akan berdampak pada 60 persen pekerjaan di negara-negara maju dan 40 persen pekerjaan di seluruh dunia dalam dua tahun ke depan.
"Kita hanya mempunyai sedikit waktu untuk mempersiapkan masyarakat dan dunia usaha untuk menghadapinya," kata dia pada acara yang diselenggarakan oleh Swiss Institute of International Studies, yang berafiliasi dengan Universitas Zurich, dilansir Channel News Asia, Selasa, 14 Mei 2024.
Dia mengatakan AI dapat membawa peningkatan produktivitas yang luar biasa jika kita mengelolanya dengan baik, namun hal ini juga dapat menyebabkan lebih banyak misinformasi.
"Tentu saja, semakin besarnya kesenjangan dalam masyarakat kita," tegas dia.
Georgieva mengatakan perekonomian dunia menjadi lebih rentan terhadap guncangan dalam beberapa tahun terakhir, akibat pandemi global pada 2020, serta perang di Ukraina.
Ekonomi global tetap kuat
Meskipun ia memperkirakan akan ada lebih banyak guncangan, khususnya akibat krisis iklim, namun ekonomi global tetap memiliki ketahanan yang baik.
"Tahun lalu ada kekhawatiran sebagian besar perekonomian akan tergelincir ke dalam resesi, namun hal itu tidak terjadi," kata dia.