Indonesia Harus Segera Lakukan Transisi Energi

Ilustrasi transisi energi. Foto: Koaksi Indonesia.

Indonesia Harus Segera Lakukan Transisi Energi

Media Indonesia • 1 March 2024 14:21

Jakarta: Dunia saat ini mengalami existential trap yang disebabkan oleh climate crisis. Oleh karena itu, menurut Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Rachmat Kaimuddin, Indonesia saat ini perlu melakukan energi transisi.

"Transisi energi buat Pemerintah Republik Indonesia bukanlah hanya jargon, bukanlah hanya ikut-ikutan, tapi sudah merupakan national priority untuk Indonesia," tegas Rachmat di Jakarta pada Jumat, 1 Maret 2024.

Lebih lanjut, Rachmat menyebut saat ini banyak penduduk yang tinggal di daerah ekuator sehingga dampak climate crisis akan terkena langsung kepada masyarakat Indonesia.

"Kita tahu kota-kota besar di Indonesia sudah mulai banyak kualitas udaranya jelek sehingga kita perlu meng-address masalah polusi udara dan biasanya polusi udara atau climate change disebabkan oleh pembakaran fosil atau fosil fuel," jelas dia.

Kemudian, ujar Rachmat, Indonesia adalah negara yang mengimpor BBM. Jadi ketahanan energi merupakan sesuatu isu yang dimiliki semua negara, tetapi Indonesia saat ini yang masih berkembang, tentunya sangat membutuhkan energy security.

"Dengan adanya climate crisis, ekonomi saat ini bergerak ke arah ekonomi hijau, Indonesia sebagai negara besar tidak boleh stagnan. Jangan sampai produk Indonesia tidak bisa bersaing di dunia internasional karena kita masih berada di ekonomi yang sangat bergantung kepada fosil," tutur dia.

Baca juga: Penggunaan Mobil Listrik untuk Tekan Polusi Dinilai Salah Kaprah
 

Genjot penggunaan kendaraan listrik


Selain itu, sambung dia, penggunaan transportasi berbasis elektrifikasi juga memegang peranan yang sangat penting untuk mendorong transisi energi.

"Tapi kita juga tidak bisa menafikan kita harus berhati-hati. Otomotif adalah sektor yang sangat penting untuk industri buat ekonomi Indonesia yang saat ini mempekerjakan 1,5 juta penduduk tenaga kerja. Sehingga kita perlu membangun industri yang shifting ke Electric Vehicle (EV)," jelas dia.

Kemenko Marves, tegas Rachmat, sangat berkomitmen untuk membangun ekosistem EV karena terkait dengan isu mengenai lingkungan dan juga isu mengenai industri lokal.

"Saat ini teman-teman di BUMN dan berbagai tempat sedang membangun baterai ekosistem. Jadi kalau misalnya mau bikin industri EV di Indonesia nanti ke depan akan ada baterai ekosistem yang juga akan siap mendukung industri ini," tutup dia.
 
(NAUFAL ZUHDI)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)