Home Credit Tinjau Potensi Cuan di Pembiayaan Syariah

Chief Sales Officer Home Credit Indonesia Dolly Susanto. FOTO: Home Credit

Home Credit Tinjau Potensi Cuan di Pembiayaan Syariah

Angga Bratadharma • 26 June 2023 18:38

Bandung: PT Home Credit Indonesia (Home Credit) mengaku meninjau peluang untuk masuk ke segmen pembiayaan syariah sejalan dengan potensinya yang sangat besar. Meski demikian, aksi korporasi itu tidak mau dilakukan terburu-buru dan lebih fokus pada bisnis yang digeluti sekarang ini termasuk bertransisi masuk ke ekosistem Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG).

"Kebetulan OJK sudah keluar peraturan syariah (di Aceh) dan Home Credit sendiri bukan perusahaan syariah. Jadi kita tidak bisa beroperasi di Aceh," kata Chief Sales Officer Home Credit Indonesia Dolly Susanto, di Bandung, Jawa Barat, Senin, 26 Juni 2023.

Meski demikian, tambahnya, Home Credit sedang meninjau masuk ke pembiayaan syariah seiring besarnya peluang di segmen tersebut. "Kita sih melihat dan lagi meninjau secara peluangnya (di pembiayaan syariah) besar sekali. Karena syariah player-nya tidak banyak," tuturnya.

Akan tetapi, masih kata Dolly, sekarang ini Home Credit sedang dalam proses akuisisi oleh MUFG sehingga lebih fokus agar transisi yang terjadi berlangsung baik. "Tapi ibaratnya sekarang Home Credit lagi diakuisisi MUFG. Jadi kita lagi diproses transisi. Jadi fokus utama melayani customer sebanyak mungkin dan yang kedua kita transisi ke MUFG ini smooth," ucapnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, porsi pembiayaan dan customer sekarang ini sudah berimbang antara di Pulau Jawa dan di luar pulau tersebut. "Jawa sudah 50 persen dan 50 persen non Jawa. Home Credit sendiri di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra kita nomor satu di sana," klaimnya.

Kendati demikian, dirinya tidak menampik, terdapat tantangan untuk menggarap pasar di kawasan timur Indonesia. Menurutnya tantangan yang perlu dijawab adalah terkait literasi keuangan terhadap masyarakat. Menurutnya karakteristik masyarakat di Jakarta dan di timur Indonesia berbeda.

Di antara perbedaan itu adalah rata-rata masyarakat di Jakarta sudah memahami mengenai kartu kredit dan bank. Sedangkan di timur Indonesia terbilang rendah dan lebih memilih bertransaksi secara tunai dibandingkan dengan menggunakan sistem kredit.

"Jadi misalnya terasa sekali kalau petani gagal panen, nah mereka lebih masuk ke rentenir. Itu kenapa kita sangat fokus di sana supaya mereka keluar dari sana sehingga mereka bisa mendapatkan solusi lainnya. Jadi tantangannya literasi keuangan," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Angga Bratadharma)