Ilustrasi. (MI/Akhmad Safuan)
Media Indonesia • 28 September 2023 13:43
Yogyakarta: Kepala Satpol Pamong Praja (PP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Noviar Rahmad mengatakan, selama musim kemarau ini, sebanyak 21 kecamatan di DIY terdampak kekeringan. Namun tidak ada laporan gagal panen, karena masih bisa diantisipasi.
"BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) DIY melakukan droping air ke Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo. Sudah mulai gunakan dana tanggap darurat di Kulonprogo," kata Noviar, Kamis, 28 September 2023.
Ia menyebut droping air yang dilakukan Dinas Sosial sudah dilakukan di 100 titik. Tidak hanya Dinas Sosial dan BPBD, droping air juga dilakukan masyarakat umum bekerja sama dengan TNI.
Pihaknya juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak membakar sampah, karena bisa merembet ke kebakaran hutan. Noviar menyampaikan pihaknya turut membantu kebakaran semak-semak di Srumbung Magelang seluas 37 ha walau bukan wilayah DIY.
Dalam kesempatan tersebut pihaknya menerima bantuan hibah kepada Katana, Forum Pengurangan Resiko bencana di Yogyakarta, seluruh kabupaten ada 27 dan di Kota Yogyakarta ada 18 kelompok
Noviar menambahkan tujuan pemberian fasilitasi alat kebencanaan, karena tak lama lagi ada pergantian musim dari kemarau ke musim hujan. Saat pergantian itu dikhawatirkan terjadi bencana longsor, banjir, angin kencang, dan lain-lain Sejumlah alat fasilitasi penanganan kebencanaan tersebut memiliki nilai Rp39.590.000.
Bantuan untuk Forum Pengurangan Risiko Bencana meliputi masing-masing 10 buah cangkul, 10 buah linggis, senso ukuran sedang, sepatu boots 10 pasang, helm, jas hujan, tenda komando, dan gergaji kayu.
"Kita siapkan alat-alat dengan fasilitasi, ini jadi pendukung kerja lapangan teman teman forum PRB, kala bertugas," kata Noviar.
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menyampaikan terima kasih kepada Gubernur DIY, yang memenuhi harapan masyarakat untuk membangun ketangguhan bencana di Yogyakarta. Eko Suwanto mengajak BPBD terus melatih masyarakat untuk tangguh hadapi bencana.
BPBD DIY sebagai ujung tombak pemerintah dalam penanganan kebencanaan, jadi garda terdepan dalam mewujudkan masyarakat Yogyakarta tangguh bencana.
"Masyarakat tangguh bencana sangat penting sebagai wujud nyata dalam upaya penanganan kebencanaan dan kesiapsiagaan hadapi bencana," papar Eko.