Ilustrasi. FOTO: AFP
Angga Bratadharma • 25 June 2023 15:49
Paris: Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dan pejabat Bank Dunia bergabung dengan puluhan pemimpin ekonomi untuk pertemuan puncak dua hari di Paris. Pertemuan itu bertujuan untuk mengatasi tantangan pengentasan kemiskinan dan perubahan iklim yang saling terkait.
Pertemuan tersebut, yang dipandu oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, telah disebut sebagai kesempatan untuk memfokuskan kembali arsitektur keuangan global guna mengatasi skala besar pembiayaan yang diperlukan untuk memenuhi target iklim dunia pada akhir dekade ini dengan lebih baik.
KTT tersebut juga membawa fokus pada kebijakan perubahan iklim IMF dan Bank Dunia sendiri, di tengah seruan agar bank pembangunan multilateral (MDB) berbuat lebih banyak untuk membantu ekonomi berkembang mengakses dana untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan menangani konsekuensinya.
Baik IMF maupun Bank Dunia telah memperkenalkan kebijakan dalam beberapa tahun terakhir untuk membantu negara-negara menghadapi transisi iklim. Tahun lalu, IMF meluncurkan Perwalian Ketahanan dan Keberlanjutan (RST), dengan USD40 miliar lebih yang tersedia, menawarkan pinjaman jangka panjang guna membiayai proyek yang berkaitan dengan masalah ini.
Bangladesh, Barbados, Kosta Rika, dan Rwanda adalah negara pertama yang mendapat manfaat. Sedangkan di Bank Dunia, mantan Presiden David Malpass memuji gerakan di bawah pengawasannya untuk menggandakan pendanaan iklim menjadi USD32 miliar dan menerapkan rencana aksi pemanasan global untuk periode 2021 hingga 2025.
Penggantinya, Ajay Banga, menggunakan pidato pengukuhannya untuk meminta agar mengejar adaptasi dan mitigasi iklim, di antara isu lainnya. "Perubahan sesuai untuk Bank Dunia. Itu bukan gejala kegagalan atau penyimpangan atau ketidakrelevanan, itu gejala peluang, kehidupan, dan kepentingan," kata Banga, dikutip dari The Business Times, Minggu, 25 Juni 2023.
Namun kedua lembaga tersebut mengakui bahwa kapasitas pembiayaan mereka saat ini tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi berkembang, yang diperkirakan IMF akan mencapai lebih dari USD1 triliun per tahun pada 2025. Amerika Serikat, Uni Eropa, dan lainnya telah mendorong serangkaian reformasi ke IMF dan Bank Dunia sejak akhir tahun lalu.
Ini termasuk proposal untuk mereformasi tata kelola MDB untuk memastikan peran yang lebih besar bagi pasar negara berkembang dan negara berkembang utama, dan memperluas misi mereka guna mengintegrasikan pembiayaan perubahan iklim.
Tujuannya adalah untuk mencapai kemajuan dalam reformasi ini pada pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia berikutnya, yang berlangsung pada Oktober di Maroko.