Aplikasi True Caller Bisa Jadi Pilihan Masyarakat Hindari Phising

Ilustrasi. FOTO: Medcom

Aplikasi True Caller Bisa Jadi Pilihan Masyarakat Hindari Phising

Angga Bratadharma • 25 June 2023 07:15

Pandeglang: Jagad digital semakin berjubel warganya. Mengutip We Are Social Hotsuite, ada 204,7 juta warga Indonesia yang terakses internet alias 73,7 persen dari populasi warga di dunia nyata. Yang jadi soal, tidak semua warganet berniat baik dan tidak sedikit yang berniat jahat.

"Salah satunya modus phising, memancing data pribadi untuk kepentingan jahat. Menipu korban," kata Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Ilmu Komunikasi dan Dosen Universitas Pelita Harapan Herman Purba, dalam diskusi literasi digital yang digelar Kominfo bersama Yayasan Sahabat Nurani Banten di Pandeglang, Banten, dikutip dari keterangannya, Minggu, 25 Juni 2023.

Menurutnya ada 91,2 persen dari 115.756 kasus penipuan di internet –yang dicatat aduan Kominfo sampai Februari 2022– berniat menebar hadiah palsu. Sedangkan di urutan kedua, 74 persen, adalah penipuan lewat pinjaman daring palsu.  

"Phising, sesuai namanya, intinya memancing dengan rayuan hadiah atau lowongan kerja palsu, juga pinjaman daring. Disebar dengan nomor ponsel, WA atau SMS palsu. Hati-hati,” pesan Herman Purba dalam diskusi yang mengusung tema 'Jangan Asal Klik, Waspada Link Phising' itu.

Diskusi luring ini diikuti setidaknya oleh lima komunitas, yakni Komunitas Balad Pareang (KBP), Komunitas Cigoong, Komunitas Pareang, Komunitas Dewok Pareang, dan Komunitas Batu Paranje.

Lantas, bagaimana agar kebal dari rayuan phising? Masih menurut Herman Purba, dibutuhkan sikap kritis dan mau cek ricek atas banjirnya informasi di dunia digital. Kenali phising lewat nomor ponsel, WA atau SMS-nya. Kalau nomornya mencurigakan, gunakan aplikasi True Caller atau Get Contact yang bisa diunduh gratis di Playstore.

"Dengan dua senjata ampuh itu, insyaallah kita tak perlu keblinger dengan rayuan gaya phising penebar hadiah palsu. Kalau ketemu nomor mencurigakan, jangan malas cek dengan dua aplikasi itu," terangnya.

Herman Purba tak tampil sendiri. Ada dua narasumber lain dalam diskusi yang dipandu oleh moderator Joan Permana itu. Mereka adalah pendiri Yayasan Komunitas Open Source Arief Rama Syarif dan Kepala Bidang Informasi Publik Kantor Dinas Kominfo Pandeglang Abdul Latief.

Dari perspektif lain, Arief Rama Syarief mengatakan, jika bertemu tawaran hadiah fantastis atau lowongan kerja tapi tanpa tes, atau janji gaji besar tapi diikuti kesediaan mengisi form data pribadi, sebaiknya sikapi dengan kritis. Jangan asal klik link, lalu mengisinya.

"Biasanya mereka bikin web palsu atau nomor kontak yang meniru instansi atau tokoh penting yang membuat kita mudah percaya. Cek dulu dengan banyak aplikasi yang bisa kita gunakan untuk menyaring kebenaran web itu. Tidak ada kesenangan yang mudah dan gratis. Jadi warganet yang kritis," saran Arief.

Sedangkan Abdul Latief mengingatkan, sekali saja seseorang tergesa mengklik link yang mereka kirim, risikonya pada keamanan data pribadi. Akses pribadi bisa dirampok. "Bukan cuma data, tapi seluruh brankas simpanan saldo di m-banking kita bisa dikuras habis," ujar Latief.  

Karena itu, Latief menambahkan, jangan malas mengganti password PIN ATM secara kontinu. Juga, pakai password dua tahap, angka dan huruf serta password wajah. "Lebih ribet, tapi lebih aman. Walau di dunia digital tetap tak ada jaminan aman 100 persen, tapi mengurangi risiko dan lebih membuat tenteram berinteraksi di ruang digital," kata Abdul Latief.  

Sebagai informasi, diskusi literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga 2024.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Angga Bratadharma)