Ada 20 Ribu Warga di Kota Tangerang Mengalami Obesitas

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Dini Anggraeni. Medcom.id/ Hendrik Simorangkir

Ada 20 Ribu Warga di Kota Tangerang Mengalami Obesitas

Hendrik Simorangkir • 10 July 2023 18:17

Tangerang: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang mencatat hingga Mei 2023 terdapat 20 ribu warganya mengalami obesitas. Angka itu didominasi usia 20-50 tahun, berdasarkan hasil skrining.

"Kita rutin melakukan deteksi dini penyakit tidak menular dan faktor risikonya, di wilayah atau pemukiman. Data terakhir hingga Mei 2023 ada 20 ribu warga mengalami kondisi obesitas. Ini merupakan hasil skrining dengan sasaran di atas 15 tahun, dan ditemukan hasil warga terkonfirmasi obesitas didominasi oleh usia 20-50 tahun," kata Kadinkes Kota Tangerang, Dini Anggraeni, Senin, 10 Juli 2023.

Dini menuturkan hasil deteksi dini tersebut akan terus di update secara berkala serta menggencarkan pola penanganannya. Dalam hal obesitas atau masalah kesehatan, lanjutnya, perlu peran aktif masyarakat untuk merubah perilaku risikonya menjadi perilaku yang sehat.

"Kita akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terkait gaya hidup sehat, seperti dengan mengecek kesehatan secara rutin, rajin aktivitas fisik atau olahraga rutin, diet gizi seimbang dengan utamakan makan sayur dan buah, serta kurangi konsumsi gula, garam dan lemak berlebih," jelasnya.

Dini mengeklaim jika pihaknya telah lama membentuk 419 Pos Binaan Terpadu (Posbindu) yang digerakkan oleh kader kesehatan yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular di wilayah kerjanya. 

"Selain itu, masyarakat juga dapat memanfaatkan fasilitas di 39 puskesmas di Kota Tangerang. Di mana seluruh puskesmas di Kota Tangerang telah tersedia layanan Pos Gizi yang dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi terkait gizi seimbang secara gratis atau tanpa dipungut biaya," ungkapnya.

Dini menambahkan dengan Posbindu masyarakat dapat mengetahui atau mengidentifikasi faktor risiko penyakit tidak menular pada tubuh. Seperti melakukan upaya intervensi faktor risiko penyakit tidak menular dengan modifikasi perilaku, konseling dan edukasi. 

"Terlebih, dapat dilakukannya rujukan sedini mungkin bagi individu berisiko tinggi yang memerlukan layanan pengobatan lebih lanjut," ujarnya.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)