Thailand. Foto: Unsplash.
Bangkok: Pemerintah Thailand tak puas dengan potensi tingkat pertumbuhan ekonomi Thailand saat ini sebesar tiga persen. Selain itu, inflasi yang berada di bawah target dalam waktu lama juga bisa berbahaya bagi perekonomian.
Wakil Menteri Keuangan Thailand Paopoom Rojanasakul mendesak pemerintah dan bank sentral untuk menyelaraskan kebijakan dengan lebih baik.
Paopoom Rojanasakul mengatakan pemerintah sedang berusaha menarik investasi dan industri baru untuk meningkatkan potensi tingkat pertumbuhan. Dia khawatir potensi tingkat pertumbuhan akan berada di sekitar tiga persen dan perekonomian akan tumbuh pada batas bawah dua persen.
"Itu bukanlah sesuatu yang membuat pemerintah senang," katanya, seraya menambahkan kebijakan fiskal berupaya sepenuhnya untuk membantu pertumbuhan, dilansir Channel News Asia, Senin, 8 Juli 2024.
Secara terpisah, Paopoom mengatakan kepada wartawan, pemerintah akan bertemu pada 15 Juli untuk membahas skema bantuan rumah tangga unggulan senilai USD13,7 miliar) yang akan diluncurkan pada kuartal keempat.
Paopoom menyalahkan kebijakan fiskal dan moneter yang tidak bekerja sama dengan cukup baik untuk membantu pertumbuhan mencapai potensinya.
"Saya ingin kita bekerja sama dan memiliki cara berpikir yang sama dalam mengelola perekonomian," katanya, mengacu pada pemerintah dan bank sentral.
Thailand butuh penurunan suku bunga
Pemerintah telah berselisih paham dengan Bank of Thailand (BOT) selama berbulan-bulan mengenai suku bunga, dan Perdana Menteri Sretha Thavisin menyerukan penurunan suku bunga untuk mendorong perekonomian.
Meskipun ada tekanan untuk melonggarkan kebijakan, BOT mempertahankan suku bunga utamanya tetap di 2,50 persen bulan lalu, yang merupakan tingkat tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Tinjauan tarif berikutnya dilakukan pada 21 Agustus 2024.
Pekan lalu, Gubernur BOT Sethaput Suthiwartnarueput mengatakan saat ini tidak ada kebutuhan untuk menurunkan suku bunga dan reformasi struktural diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daripada langkah-langkah stimulus.
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara ini hanya tumbuh sebesar 1,9 persen pada tahun lalu, tertinggal dibandingkan negara-negara lain di kawasan. Thailand menghadapi lemahnya ekspor, tingginya utang rumah tangga, dan biaya pinjaman. Pemerintah mengatakan pertumbuhan akan didorong menjadi tiga persen tahun ini.