Apindo: Momen Libur Nataru Kerek Penjualan Beberapa Sektor

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin

Apindo: Momen Libur Nataru Kerek Penjualan Beberapa Sektor

Naufal Zuhdi • 2 January 2025 12:48

Jakarta: Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani menyebut beberapa sektor seperti ritel, akomodasi, makanan dan minuman, mobilitas masyarakat, dan pariwisata diprediksikan dapat mengalami kenaikan di kuartal IV karena momentum liburan Natal dan tahun baru (Nataru).

Meski demikian, Shinta mengingatkan agar pelaku usaha perlu mengantisipasi adanya setback akibat kebijakan pemerintah yang membatasi anggaran perjalanan dinas sebesar 50 persen.

"Namun, secara keseluruhan, momentum libur Nataru ini kami harapkan dapat mendongkrak penjualan di sebagian besar sektor yang hingga saat ini masih menghadapi tekanan akibat daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya," ujar Shinta dilansir Media Indonesia, Kamis, 2 Januari 2025.


Untuk 2025, Shinta menerangkan Apindo memproyeksikan akan tetap menjadi tahun penuh tantangan sekaligus peluang bagi dunia usaha.

Namun demikian, ia pun menyambut baik keputusan pemerintah yang membatasi penerapan tarif PPN 12 persen hanya pada barang dan jasa yang dikategorikan mewah.

"Kebijakan ini dipandang dapat mengurangi tekanan terhadap konsumsi masyarakat. Meskipun demikian, pelaku usaha masih akan menghadapi tekanan dari faktor biaya operasional, termasuk kenaikan UMP sebesar 6,5 persen, yang dapat mempengaruhi struktur biaya dan daya saing produk, terutama di sektor padat karya," ungkap Shinta.

 
Baca juga: 

Sambut Baik Keputusan PPN, Apindo: Pemerintah Peka atas Kondisi Ekonomi




Ilustrasi pusat perbelanjaan. Foto: Medcom.id
 

Faktor musiman diharap jadi pendorong konsumsi domestik


Shinta berharap faktor musiman seperti momentum Imlek, Ramadan, dan Lebaran di kuartal pertama 2025 diharapkan menjadi pendorong konsumsi domestik, khususnya di sektor makanan dan minuman, ritel, serta transportasi.

Sektor pariwisata juga diproyeksikan akan mengalami peningkatan seiring dengan momentum ini.

"Namun, sektor padat karya seperti tekstil dan alas kaki kemungkinan masih menghadapi tekanan struktural, terutama dari sisi persaingan pasar ekspor, impor ilegal, dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan biaya tenaga kerja yang meningkat," cetusnya.

Pemerintah, lanjutnya, diharapkan terus memberikan stimulus yang tepat sasaran, seperti insentif fiskal, program pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas, serta penyederhanaan regulasi yang mendukung efisiensi operasional dunia usaha.


"Dengan berbagai langkah ini, kita harapkan penjualan di 2025 dapat menunjukkan perbaikan signifikan, didorong oleh peningkatan daya beli dan optimisme pasar domestik," jelas Shinta.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)