Korban ledakan dibawa ke rumah sakit di Lebanon. Foto: EFE-EPA
Beirut: Hizbullah terhuyung-huyung akibat serangan canggih yang menargetkan jaringan komunikasinya. Ribuan pager, yang digunakan oleh para operator Hizbullah di Lebanon, diledakkan dari jarak jauh, menyebabkan gangguan yang signifikan dalam kelompok tersebut.
Serangan tersebut, secara tidak diklaim oleh Israel, telah mengakibatkan banyak korban jiwa. Menurut Menteri Kesehatan Lebanon, selama dua hari insiden tersebut telah merenggut nyawa 26 orang dan melukai lebih dari 3.000 orang, dengan 200 di antaranya terluka parah.
Mengenaskannya, di antara para korban terdapat seorang gadis berusia 8 tahun dari Lembah Bekaa, dan duta besar Iran untuk Lebanon juga terluka, menggarisbawahi hubungan dekat antara Iran dan Hizbullah.
Insiden ini menyusul pembunuhan besar-besaran baru-baru ini, termasuk pembunuhan komandan militer senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan dugaan pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran. Peristiwa ini menyoroti kemampuan Israel untuk menyerang jauh ke dalam wilayah musuh.
Pager, yang digunakan Hizbullah untuk menghindari pengawasan Israel atas komunikasi mereka, tampaknya dicegat dan dipasangi bahan peledak. Matthew Levitt dari Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat menggambarkan ini sebagai kemenangan intelijen yang signifikan bagi Israel, yang menyebabkan anggota Hizbullah merasa semakin rentan.
Memuncak ketegangan Israel dan Lebanon
Sepertinya Israel belum melanjutkan serangan pager dengan invasi ke Lebanon selatan yang telah diancamkannya sejak awal tahun. IDF mengatakan bahwa pedoman keamanan untuk warganya tetap sama.
Sejak Oktober lalu, Hizbullah telah meluncurkan roket, rudal, dan pesawat tak berawak ke Israel untuk mendukung Palestina di Gaza. Sekitar 60.000 warga Israel dan hampir 100.000 warga Lebanon telah mengungsi dari wilayah perbatasan mereka.
Serangan udara Israel telah merusak desa-desa di Lebanon selatan, menewaskan lebih dari 400 anggota Hizbullah, dan menghancurkan fasilitas produksi rudal di Suriah.
Bulan lalu, Israel berhasil menggagalkan rencana balas dendam Hizbullah atas pembunuhan Fuad Shukr dengan menyerang lokasi peluncuran roket secara pre-emptif di pagi hari.
Israel berencana untuk menyerang Lebanon selatan jika Hizbullah tidak mundur dan jika upaya diplomatik AS gagal. Hizbullah menyatakan tidak akan berhenti menyerang Israel sampai ada gencatan senjata di Gaza dan bertekad tidak gentar dengan ledakan pager.
"Kami akan tetap berjuang untuk kemenangan dan mendukung perlawanan Palestina, serta bangga dalam hidup dan mati kami," kata Hizbullah.
Dampak psikologis dari serangan pager
Matthew Levitt menjelaskan bahwa serangan pager ini akan sangat mengganggu Hizbullah.
"Sekarang, siapa pun yang memakai perlengkapan Hizbullah akan sangat berhati-hati. Ini akan membuat mereka merasa tidak aman dalam waktu dekat," kata Levitt.
"Baik prajurit biasa maupun pemimpin senior Hizbullah akan sangat waspada sekarang. Mereka tahu bahwa musuh bisa menemukan pemimpin mereka, mengetahui rencana serangan mereka sebelum terlaksana, dan bahkan meledakkan pager yang mereka bawa,” imbuh Levitt.
Di Israel, reaksi terhadap serangan ini beragam. Banyak orang berpendapat bahwa Israel seharusnya fokus pada gencatan senjata di Gaza, yang akan mempengaruhi situasi di utara dan memberi ruang bagi diplomasi.
"Harapannya, ini bisa menjadi alternatif dari invasi darat, bukan langkah awal menuju invasi," ujar pengamat keamanan Israel, Amir Oren, kepada
Al Jazeera.(Nithania Septianingsih)