Bank Sentral Thailand Kembali Pertahankan Suku Bunga

Thailand. Foto: Unsplash.

Bank Sentral Thailand Kembali Pertahankan Suku Bunga

Arif Wicaksono • 21 August 2024 22:17

Bangkok: Bank Sentral Thailand mempertahankan suku bunga utama tidak berubah untuk pertemuan kelima berturut-turut pada hari ini. Keputusan ini seperti yang diperkirakan secara luas, meskipun perekonomian sedang lesu.
 

Baca juga: Ekonomi Thailand Hadapi Krisis

Melansir Channel News Asia, Rabu, 21 Agustus 2024, komite kebijakan moneter Bank of Thailand (BOT) mempertahankan tingkat suku bunga satu hari pada 2,50 persen.

Sebagian besar ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan BOT akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada minggu ini. Tiga ekonom memperkirakan penurunan sebesar seperempat poin.

“Mayoritas komite menganggap kebijakan suku bunga saat ini konsisten dengan perekonomian yang mencapai potensinya, serta kondusif untuk menjaga stabilitas keuangan makro,” kata bank sentral dalam sebuah pernyataan.

Perkiraan median dalam jajak pendapat Reuters adalah penurunan suku bunga diperkirakan tidak akan terjadi hingga kuartal kedua 2025.
 
Baca juga: BI Perlu Tunggu Momentum Tepat untuk Turunkan Suku Bunga Acuan

Salah satu anggota komite yang berbeda pendapat mendukung pemotongan sebesar 25 bps untuk mencerminkan potensi pertumbuhan yang lebih rendah akibat tantangan struktural dan untuk meringankan sebagian beban pembayaran utang bagi peminjam.

BOT menaikkan suku bunga utamanya sebesar 200 basis poin menjadi 2,50 persen selama delapan pertemuan antara Agustus 2022 dan September 2023, dan mempertahankannya secara stabil sejak saat itu.

Beberapa bank sentral sudah mulai melonggarkan kebijakannya, termasuk di Filipina dan Selandia Baru pada pekan lalu. Swedia melakukan pemotongan kedua pada hari Selasa, sementara Bank Sentral Inggris dan Swiss juga menurunkan suku bunga baru-baru ini. Tinjauan kebijakan BOT berikutnya akan dilakukan pada 16 Oktober 2024.

Inflasi lebih rendah

BOT mengatakan inflasi kemungkinan akan lebih rendah dari perkiraan, dengan harga pertanian diperkirakan akan tetap lemah karena kondisi cuaca yang lebih baik membantu produksi.

Negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara ini tumbuh 2,3 persen pada kuartal April-Juni dibandingkan tahun sebelumnya, meningkat dari pertumbuhan 1,6 persen pada kuartal sebelumnya.

BOT mengatakan perekonomian diperkirakan akan tumbuh sesuai antisipasi, didorong oleh pariwisata dan permintaan domestik, meskipun terjadi perlambatan dalam konsumsi swasta, sementara manufaktur hanya pulih secara bertahap, karena beberapa sektor ekspor masih mengalami penurunan daya saing.

"Perekonomian akan tumbuh mendekati tiga persen pada kuartal ketiga tahun-ke-tahun dan mendekati empat persen pada kuartal terakhir," kata BOT pada konferensi pers.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)