Kerusakan akibat serangan Israel di Beirut, Lebanon, 3 Oktober 2024. (Anadolu Agency)
Medcom • 9 October 2024 16:17
Beirut: Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan pada hari Rabu, 9 Oktober 2024, bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Lebanon telah bertambah menjadi 2.119 orang, dengan 10.019 lainnya terluka sejak 8 Oktober 2023.
Dalam pernyataan resmi, kementerian tersebut melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, 36 orang tewas dan 150 lainnya terluka.
“Selama 24 jam terakhir 36 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka," kata Nasser Yasin, dikutip dari Anadolu Agency, Rabu, 9 Oktober 2024.
Menteri Lingkungan Hidup Lebanon, Nasser Yassin, juga mengungkapkan bahwa dalam periode yang sama, terdapat 137 serangan udara, sehingga total serangan yang telah dilancarkan sejak awal agresi Israel mencapai 9.400.
"990 pusat telah dibuka untuk menampung para pengungsi, 781 pusat di antaranya telah mencapai kapasitas maksimal, dengan 181.700 orang pengungsi terdaftar di tempat penampungan,” tambah Yassin.
Ia juga juga menjelaskan bahwa Komite Tanggap Darurat yang terdiri dari pejabat tingkat menteri akan bertanggung jawab untuk menerima bantuan internasional dan mendistribusikannya kepada para pengungsi yang ada di seluruh provinsi.
Proses ini dilakukan melalui sistem yang terstruktur dan terbuka, sehingga menjamin transparansi dalam penyaluran bantuan.
"Komite tanggap darurat tingkat menteri akan bertugas menerima bantuan internasional dan menyalurkannya kepada para pengungsi di seluruh provinsi, melalui mekanisme yang jelas dan transparan,” tutur Yassin.
Serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Israel sejak 23 September 2023 menargetkan apa yang diklaimnya sebagai posisi Hizbullah, menewaskan lebih dari 1.250 orang dan melukai 3.618 lainnya.
Operasi udara ini merupakan bagian dari eskalasi perang lintas perbatasan selama setahun antara Israel dan Hizbullah, yang dimulai setelah serangan brutal Tel Aviv terhadap Jalur Gaza.
Konflik ini semakin meningkat dengan invasi darat Israel ke Lebanon selatan pada 1 Oktober, memperburuk ketegangan di kawasan yang sudah rawan peperangan regional di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon. (Angel Rinella)
Baca juga: Berkaca dari Gaza, PBB Tekankan Urgensi Hentikan Konflik di Lebanon