Warga Palestina keluar dari Gaza. (AP)
Marcheilla Ariesta • 14 October 2023 23:04
Ankara: Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk ultimatum yang dilayangkan Israel kepada warga Palestina untuk mengungsi dari Jalur Gaza sebelum berlangsungnya serangan darat terhadap kelompok pejuang Hamas. Menurut Turki, hal tersebut tidak dapat diterima.
Ratusan warga Gaza melarikan diri dari wilayah utara ke arah selatan pada Jumat, setelah militer Israel menjatuhkan selebaran yang memperingatkan warga untuk mengungsi.
"Pengumuman pemerintah Israel yang menyerukan rakyat Palestina di utara Gaza untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam tidak dapat diterima," kata Kemenlu Turki dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Turkish Minute, Sabtu, 14 Oktober 2023.
Serangan darat diperkirakan akan dilakukan Israel ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Operasi ini merupakan pembalasan atas serangan kilat Hamas ke wilayah Israel pada hari Sabtu pekan kemarin.
"Memaksa 2,5 juta penduduk Gaza, yang menjadi sasaran serangan udara tanpa pandang bulu selama berhari-hari dan tidak mendapat listrik, air, dan makanan, untuk bermigrasi ke wilayah yang sangat terbatas merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan tidak manusiawi," ujar Kemenlu Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Israel juga tidak berperikemanusiaan dalam hal ini.
"Dengan memutus aliran air, listrik dan makanan kepada 2 juta orang yang terjebak dalam wilayah seluas 360 kilometer persegi, bertentangan dengan hak asasi manusia yang paling mendasar,” pungkasnya.