Harga Minyak Turun Tipis Menanti Rilis Data Inflasi AS

Ilustrasi. Foto: MI

Harga Minyak Turun Tipis Menanti Rilis Data Inflasi AS

Annisa Ayu Artanti • 12 March 2024 07:52

Jakarta: Harga minyak ditutup lebih rendah pada perdagangan Senin, memperpanjang penurunan dari minggu sebelumnya.
 
Pelemahan harga minyak dipicu oleh sikap para investor menantikan data inflasi utama AS dan update terbaru mengenai prospek pasokan dan permintaan minyak global yang akan dirilis minggu ini.    
 
Melansir Investing.com, Selasa, 12 Maret 2024, harga minyak mentah berjangka AS turun 0,1 persen menjadi USD77,93 per barel dan kontrak Brent turun 0,3 persen menjadi USD82,32 per barel.
 

Baca juga: 

Pasokan Kebanyakan, Harga Minyak Dunia Melemah

Prospek minyak mentah OPEC dan EIA

Laporan bulanan dari OPEC, dan Badan Energi Internasional akan memberikan pandangan terbaru mengenai permintaan dan suplai minyak mentah global di saat banyak pihak terus khawatir akan permintaan yang lesu.
 
Dalam laporan terakhirnya di Januari, OPEC mempertahankan proyeksi permintaan yang kuat. Lembaga itu memperkirakan permintaan minyak global akan naik 2,25 juta barel per hari (bph) pada 2024 dan 1,85 juta barel per hari pada 2025. Hal ini sedikit berbeda dengan laporan IEA, yang memperkirakan permintaan cenderung melambat.
 
Revisi ini muncul ketika OPEC dan sekutunya, atau OPEC+, setuju untuk memperpanjang pemotongan secara sukarela sekitar 2,2 juta barel per hari di kuartal II.
 
Prospek permintaan juga akan dibentuk oleh ekspektasi tentang penurunan suku bunga global, dengan sejumlah data minggu ini yang kemungkinan besar akan mempengaruhi pemikiran the Fed menjelang kebijakan moneternya bulan ini.

Data CPI AS, laporan bulanan OPEC ditunggu 

Laporan inflasi indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada perdagangan Selasa akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai arah suku bunga.
 
Pejabat Federal Reserve telah memperingatkan minggu lalu bahwa inflasi akan sangat menentukan kapan bank sentral mulai memangkas suku bunga pada 2024.
Peringatan tersebut, ditambah dengan data nonfarm payrolls yang lebih kuat dari perkiraan untuk Februari, membuat pasar tetap waspada akan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi.
 
Pembacaan CPI pada perdagangan Selasa diperkirakan akan menunjukkan inflasi tetap berada di atas target tahunan Fed sebesar dua persen, sehingga memberikan sedikit dorongan bagi bank untuk menurunkan suku bunga.
 
Penurunan suku bunga diperkirakan akan mendorong aktivitas ekonomi di negara konsumen energi terbesar di dunia ini, yang kemungkinan akan meningkatkan permintaan minyak mentah.
 
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)