Produksi Hidrogen dari Tenaga Angin, Perusahaan Tiongkok Investasi USD5,85 Miliar

Ilustrasi PLTA. Foto: Unsplash.

Produksi Hidrogen dari Tenaga Angin, Perusahaan Tiongkok Investasi USD5,85 Miliar

Arif Wicaksono • 11 December 2023 20:09

Beijing: State Power Investment Corp (SPIC) Tiongkok mengumumkan rencana investasi sebesar USD5,85 miliar di Tiongkok Timur Laut untuk memproduksi bahan bakar dari hidrogen yang dihasilkan dari tenaga angin.

Melansir Channel News Asia, Senin, 11 Desember 2023, proyek-proyek tersebut, yang mencakup pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas 3,5 gigawatt, fasilitas pembuatan hidrogen berkapasitas 164 ribu metrik ton per tahun, dan masing-masing 400 ribu tpy bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) dan metanol, akan dibangun di kota Qiqihaer, Provinsi Heilongjiang.

SPIC akan membangun pabrik percontohan berkapasitas 10 ribu ton yang membuat SAF dari hidrogen berbasis tenaga angin dengan menerapkan teknologi dari Tsing Energy Development Co. Proyek tersebut sebagai proyek pertama di Tiongkok.

Memproduksi bahan bakar pertama pada akhir 2025

Laporan tersebut tidak memberikan batas waktu pembangunan pabrik-pabrik ini, namun seorang eksekutif senior industri Tiongkok yang mengetahui investasi tersebut mengatakan kepada Reuters, pabrik SAF dijadwalkan untuk memproduksi bahan bakar pertama pada akhir 2025.

Pejabat tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena rinciannya tidak dipublikasikan, mengatakan teknologi tersebut melibatkan pencampuran hidrogen dengan karbon dioksida yang berasal dari etanol berbasis jagung. Setelah proyek percontohan berhasil, maka produksinya akan diperluas menjadi 400 ribu ton per tahun pada sekitar 2030.

Perwakilan SPIC membenarkan laporan pemerintah kota, namun menolak berkomentar mengenai jadwal pembangunan proyek. SPIC yang dikelola pemerintah memiliki sumber daya energi terbarukan terbesar di antara perusahaan utilitas negara Tiongkok, mengoperasikan total kapasitas terpasang energi ramah lingkungan sebesar 160 GW.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)