Cawe-cawe di Pemilu, Jokowi dan Keluarga Dianggap Penjahat Demokrasi

Kritikus Politik Faizal Assegaf dalam Crosscheck Metrotvnews.com, Minggu, 14 Januari 2024.

Cawe-cawe di Pemilu, Jokowi dan Keluarga Dianggap Penjahat Demokrasi

Theofilus Ifan Sucipto • 14 January 2024 11:21

Jakarta: Politik cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya dikritik. Tindakan itu dinilai merusak demokrasi bangsa.

"Ada lima aktor penjahat demokrasi dalam kejahatan politik yang mereka perkenalkan yaitu politik cawe-cawe," kata Kritikus Politik Faizal Assegaf dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk "Geger Isu Pemakzulan Jelang Coblosan," Minggu, 14 Januari 2024.

Faizal memerinci lima orang itu, yakni Jokowi; istri Jokowi, Iriana Joko Widodo; anak pertama Jokowi, Gibran Rakabuming Raka; dan anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep. Kemudian adik ipar Jokowi sekaligus bekas Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman.

"Politik cawe-cawe memakai sarana instrumen kekuasaan dan menjadi ancaman kecurangan," papar dia.
 

Baca juga: Pemakzulan Jokowi Disebut Solusi Terbaik Setop Politik Cawe-cawe

Menurut Faizal, semakin banyak pihak yang menyadari praktik kotor tersebut. Sebab, lima orang itu menggunakan sumber daya negara yang begitu besar untuk merusak tatanan demokrasi.

"Semua harus sadar kalau itu tidak boleh. Negara tidak boleh tunduk di bawah lima orang yang mengusung kepentingan pribadi dan keluarga," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)