Aktivitas bongkar muat impor beras di Pelabuhan Tanjung Priok. Foto: MI/Usman Iskandar.
Fetry Wuryasti • 15 January 2024 20:21
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas yang paling banyak diimpor sepanjang 2023 oleh Indonesia yaitu mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84) mencakup 14,49 persen dari total impor, dengan nilai sebesar USD32,16 miliar, meningkat 1,85 persen dibandingkan 2022.
Negara asal utama untuk komoditas yang paling banyak diimpor, secara berturut-turut adalah Tiongkok sebesar 45,55 persen dari total komoditas mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya, kemudian Jepang 10,99 persen dan Korea Selatan 5,46 persen.
Menurut komoditas yang mengalami peningkatan nilai impor tertinggi, pertama ditempati oleh serealia (HS10), termasuk di dalamnya gandum dan beras. Pangsa pasar serealia terhadap total impor adalah sebesar 2,26 persen, meningkat sekitar USD1 miliar us dolar dibandingkan dengan 2022.
Komoditas lain yang meningkat nilai impornya yaitu kendaraan udara dan bagiannya, serta piranti lunak, barang digital, dan barang kiriman. Impor komoditas serealia meningkat paling besar selama 2023. Salah satu penyumbang utamanya adalah beras.
"Rinciannya, selama lima tahun terakhir, impor beras di 2023 merupakan yang terbesar yakni sebesar 3,06 juta ton, meningkat sebesar 613,61 persen dibandingkan 2022," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, Senin, 15 Januari 2024.
Jika dilihat menurut HS delapan digitnya, impor beras pada 2023 tercatat sebesar 3,06 juta ton. Ini didominasi oleh semi milled or wholly milled rice (HS 10063099) sebesar 2,7 juta ton dengan pangsa pasar 88,18 persen.
Baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia Cetak Surplus USD3,31 Miliar di Desember 2023