Merancang Masa Depan Pasien Gagal Ginjal Melalui Akses Vaskular Hemodialisis yang Efektif dan Berkelanjutan

Seminar "Pendekatan Komprehensif dalam Hemodialisis: Akses Vaskular dan Manajemen Adekuasi" oleh Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI). Metro TV/Andre

Merancang Masa Depan Pasien Gagal Ginjal Melalui Akses Vaskular Hemodialisis yang Efektif dan Berkelanjutan

Medcom • 1 December 2024 23:58

Tangerang: Jumlah pasien gagal ginjal di Indonesia terus meningkat, yang berdampak pada semakin padatnya antrian di unit hemodialisis dan tingginya permintaan untuk layanan bedah akses vaskular hemodialisis di rumah sakit.

Selain bergantung pada mesin hemodialisis yang vital bagi pasien gagal ginjal kronis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh melalui pembuangan limbah dan cairan berlebih, kualitas akses vaskular yang ideal menjadi penting. Karena tidak hanya memenuhi kebutuhan aliran darah yang cukup untuk dialisis, tetapi juga harus awet, mengurangi komplikasi, dan memperhatikan kenyamanan pasien.

Untuk itu, Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) menyelenggarakan seminar bertajuk "Pendekatan Komprehensif dalam Hemodialisis: Akses Vaskular dan Manajemen Adekuasi". Kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum dan keluarga pasien cuci darah terkait pentingnya akses vaskular dan manajemen adekuasi dalam Hemodialisis terhadap kualitas hidup pasien.

"Selama ini diskusi hanya melibatkan organisasi hanya melibatkan organisasi profesi, rumah sakit, Kementerian Kesehatan atau BPJS Kesehatan, sementara pasien hanya menjadi objek saja. Untuk itu acara seperti ini yang melibatkan pasien sangat penting, bagaimanapun layanan kesehatan itu harus menerima umpan balik dari pasien," ujar Ketua KPCDI Tony Samosir di Tangerang, Minggu, 1 Desember 2024.
 

Baca juga: 

Menkes Tegaskan Deteksi Dini Kanker Masuk dalam Program Skrining Kesehatan Nasional



Salah satu fokus utama seminar adalah akses vaskular yang optimal, seperti fistula arteriovenosa. Salah satu pembicara dr. Suhartono mengatakan akses ini memungkinkan aliran darah yang cukup selama prosedur dialisis.

"Jadi fistula arteriovenosa itu adalah kita menyambung pembuluh darah balik dengan pembuluh darah nadi. Sehingga aliran di pembuluh darah balik ini menjadi kuat dan diameternya menjadi besar. Artinya gampang dipusuk, alirannya kuat. Cukup untuk masuk ke mesin," kata Spesialis bedah Subspesialis bedah vaskular dan endovaskular DR. dr. Raden Suhartono.

Ia menambahkan prosedur ini lebih meningkatkan efisiensi terapi dan mengurangi risiko komplikasi terhadap pasien. "Kalau kateter itu adalah kita memasukkan benda asing ke dalam badan pasien. Artinya pasti perlu waktu, punya resiko yang lebih tinggi. Terutama untuk infeksi atau mampet," kata dia.

"Dibandingkan dengan kita membuat suatu fistula arteriovenosa. Dia lebih awet, resiko infeksinya sedikit, biayanya enggak mahal, perawatannya lebih gampang. Serta tidak mengganggu pasien karena tidak ada benda asing di dalam badannya," sambung konsultan bedah vaskuler itu.

Seminar ini juga menyoroti peran BPJS Kesehatan dalam mendukung pembiayaan terapi hemodialisis. Namun beberapa masalah baru muncul terkait klaim biaya oleh rumah sakit. Salah satunya perubahan pengkodean biaya prosedur venoplasty (perbaikan penyempitan pembuluh darah untuk menjaga kelancaran akses vaskular hemodialisis).

Dengan adanya perubahan tersebut, pagu pembayaran menurun sehingga rumah sakit kesulitan menyediakan layanan ini, sehingga berpotensi merugikan pasien dan mengganggu kelancaran Hemodialisis.

Tony mengatakan perlu diskusi lebih lanjut antara BPJS, Rumah sakit dan pemangku kepentingan mencari solusi tepat agar pelayanan tetap optimal bagi pasien. "Kegiatan seperti ini akan kami terus lakukan dengan menggandeng ragam stakeholder, agar perspektif pasien didengar. Kita perbaiki apa yang menjadi tantangan dan hambatan," ujar Tony.

Dengan melibatkan tenaga kesehatan, keluarga pasien, dan komunitas, seminar ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas perawatan hemodialisis di Indonesia. Sehingga pasien juga dapat menjalani kehidupan yang lebih berkualitas.
(Andre Septian Yusup)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com