Wall Street. Foto: Unsplash.
New York: Laju bursa saham Amerika Serikat (AS) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada penutupan perdagangan kemarin (Selasa WIB).
Melansir
CNBC International, Selasa, 9 April 2024, Indeks komposit Dow Jones Industrial Avarege (DJIA) turun 0,03 persen ke level 38.892. Indeks komposit Nasdaq naik 0,03 persen ke level 16.253. Kemudian indeks komposit S&P500 turun 0,04 persen dengan berada pada level 5.202.
Manajer Portofolio Senior di Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut Robert Pavlik menuturkan ada jeda bagi investor saham setelah kuartal pertama yang cukup kuat dan pertanyaan tentang imbal hasil Treasury dan harga energi.
"investor mengambil jeda dari membeli saham," kata dia.
Meskipun Pavlik mengatakan data ekonomi baru-baru ini menggembirakan, para investor mempertanyakan apakah data tersebut mendukung tingkat harga saham. Pasar saham mengawali kuartal kedua dengan lambat karena risiko konflik yang lebih luas di Timur Tengah telah mendorong harga minyak ke level tertinggi sejak Oktober.
Laporan ketenagakerjaan AS yang jauh lebih kuat dari perkiraan pada hari Jumat, yang diikuti dengan data manufaktur yang solid pada awal minggu ini, menyebabkan investor mengurangi spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve pada Juni.
Imbal hasil naik
Imbal hasil
Treasury AS bergerak lebih tinggi pada Senin, 8 April 2024, karena investor menurunkan ekspektasi mereka mengenai seberapa dalam The Fed akan mampu memangkas suku bunga tahun ini setelah laporan pekerjaan.
Imbal hasil (yield) obligasi acuan AS bertenor 10 tahun naik 4,2 basis poin menjadi 4,42 persen, dari 4,378 persen pada akhir Jumat sementara Imbal hasil obligasi 30 tahun naik 1,9 basis poin menjadi 4,5509 persen. Imbal hasil obligasi dua tahun, yang biasanya bergerak sesuai ekspektasi suku bunga, naik 4,8 basis poin menjadi 4,7802 persen, dari 4,732 persen pada akhir Jumat.
Perkiraan pasar terbaru menunjukkan para pedagang melihat peluang sekitar 48 persen pemotongan suku bunga The Fed pada bulan Juni, turun dari sekitar 59 persen pada minggu lalu.
Fokus investor minggu ini adalah pada laporan indeks harga konsumen (CPI) AS pada Rabu, yang diperkirakan menunjukkan inflasi inti, tidak termasuk harga energi dan pangan yang berfluktuasi, melambat menjadi 3,7 persen di Maret dari 3,8 persen di bulan sebelumnya.