Pemerintahan Baru, Ekonom Senior Optimistis Kinerja Pertamina Semakin Meningkat

Ilustrasi SPBU Pertamina. Foto: Dokumen Pertamina

Pemerintahan Baru, Ekonom Senior Optimistis Kinerja Pertamina Semakin Meningkat

Achmad Zulfikar Fazli • 24 October 2024 20:05

Jakarta: Ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad optimistis kinerja Pertamina dinilai akan semakin meningkat di era Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, termasuk dalam upaya mewujudkan kemandirian energi. Terlebih, pada era Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), kinerja BUMN bidang energi itu sudah on the right track.

“Betul, on the right track, dari segi corporate dan tanggung jawab tak perlu diragukan. Dari hulu ke hilir, Pertamina nggak masalah. Untuk itu, Saya yakin, mampu meningkatkan kinerja dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Tentu saja, harus ada dorongan berupa regulasi dan insentif dari Pemerintahan baru,” kata Tauhid, Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2024.

Tauhid menambahkan upaya Pertamina dalam menjalankan tugas sebagai BUMN energi memang baik. Antara lain, berkontribusi 69 persen dari produksi minyak dan 34 persen dari produksi gas nasional. Begitu pula dari sisi kinerja keuangan, ketika pada 2023 mampu meraup laba 17 persen lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. 

Begitu pula ke depan, Tauhid meyakini, melalui dukungan yang semakin kuat dari Pemerintahan Prabowo, akan membuat performa BUMN termasuk Pertamina semakin meningkat. “Karena Pertamina kan dalam kapasitas menjalankan tugas,” jelas dia. 
 

Baca Juga: 

Pertamina NRE-PIS Garap Sektor Maritim Hijau


Menurut Tauhid, dukungan tersebut bisa berupa regulasi maupun berbagai insentif, termasuk tarif. Misal, mengurangi dividen sehingga dana yang ada bisa dialokasikan untuk sektor hulu. Melalui realokasi tersebut, diharapkan Pertamina bisa semakin meningkatkan kegiatan seperti eksplorasi dan eksploitasi.

Dengan demikian, dia berharap ke depan akan semakin mengurangi ketergantungan terhadap impor. Termasuk untuk mempersiapkan program substisusi untuk mengurangi impor BBM non diesel, seperti Pertalite dan Pertamax. Jika hal itu terwujud, dia yakin impor terus menurun dan mendukung berbagai upaya yang sudah terlebih dahulu dilakukan Pertamina. 

”Apalagi untuk menekan impor, Pertamina sebelumnya sudah melakukan melalui program Biodiesel B50,” ujar Tauhid.

Selain mengurangi ketergantungan impor, program transisi energi seperti Biodiesel, berperan dalam mengurangi emisi, termasuk memenuhi target Net Zero Emission (NZE) paling lambat 2060. Untuk itu, Tauhid berharap pemerintah terus mendorong Pertamina dan BUMN lain untuk semakin mengembangkan energi bersih. Apalagi, penggunaan energi bersih baru mencapai 12-13 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)