Candra Yuri Nuralam • 26 October 2024 18:18
Jakarta: Presiden Prabowo Subianto diwanti-wanti dalam menentukan nasib anak muda selama menjabat. Kepala Negara diharap bisa membuat kebijakan baik agar Generasi Z bisa mendapatkan posisi maupun pekerjaan yang layak.
“Apa yang hari ini Rian lihat, bahwa, kita sangat merindukan pemimpin-pemimpin yang memperjuangkan nasib kita sebagai anak muda, bukan hanya dipakai sebagai alat untuk mencapai kekuasaan atau bahkan digunakan suaranya untuk dikonversi menjadi kepentingan tertentu,” kata Presiden Gen Z Rian Rarardhi dalam acara News Maker by Medcom.id dengan tema ‘Presiden Prabowo dan Raffi Ahmad di Mata ‘Presiden Gen Z’’ pada Sabtu, 26 Oktober 2024.
Rian menjelaskan keberadaan anak muda di Indonesia saat ini sangat banyak. Masalah utama untuk Generasi Z disebut adalah kurangnya lapangan pekerjaan.
Menurut Rian, sistem orang dalam (ordal) dan nepotisme menjadi musuh utama Generasi Z dalam mencari pekerjaan. Prabowo diharap memikirkan cara mujarab untuk memastikan anak muda bisa bekerja tanpa harus menggunakan cara kotor.
“Jadi, saya bisa melihat bahwa fenomena yang mungkin terjadi di Indonesia dan sedikit menghantui kita terjadi kemarahan yang luar biasa, melihat jumlah kita yang banyak sebagai anak muda, bingung mau ngapain, lapangan pekerjaan tidak tersedia,” ucap Rian.
Masalah lain untuk anak muda yakni kekurangan wadah untuk menaikkan kemampuan. Bahkan, kata Rian, tidak semua daerah memiliki fasilitas yang sama untuk pengasahan keterampilan.
“Anak muda dari Sabang sampai Merauke tidak bisa nge-
upgrade skill-nya karena tidak ada kesempatan di sana, jadi, membuat kita tuh marah, dan itu bisa menyebabkan kemarahan yang menurut ku tuh bisa berimplikasi menjadi sebuah revolusi sosial malah,” ujar Rian.
Keputusan maupun kebijakan dari Prabowo terhadap anak muda saat ini dinilai memengaruhi Indonesia pada 2035 sampai 2045. Masa itu, kata Rian, merupakan zaman yang akan dikuasai Generasi Z, saat ini.
“Bahwa di 2035, dan mungkin di 2045 kita akan ada momen di mana usai anak muda itu akan lebih banyak lah, dan akan mengisi pos-pos pekerjaan dan pos-pos yang kritis lagi lah untuk Indonesia ke depan,” ucap Rian.
Keputusan maupun kebijakan Prabowo saat ini dinilai bisa berujung dengan kemarahan anak muda jika merugikan. Rian mencontohkan Banglades yang kena serangan revolusi Generasi Z karena Kepala Negaranya salah langkah.
“Ini bukan sekadar menakut-nakuti, tapi, kita bisa lihat di Bangladesh, di Bangladesh bahkan mereka nyebut revolusinya itu revolusi Gen Z, jadi, jangan main-main lah dengan Gen Z lah sebenarnya,” kata Rian.
Namun, anak muda diyakini bisa meningkatkan ekonomi Indonesia jika diberikan pos yang sesuai serta pengasahan keterampilan yang cukup. Prabowo diminta bijak memberikan keputusan ke depannya.
“Nah, ini yang harus diwaspadai oleh Pak Prabowo ke depan, bahwa bonus demografi itu bukan hanya bicara tentang bagaimana akhirnya memaksimalkan peran anak muda, tapi, bagaimana menjaga kestabilan energi anak muda itu untuk tidak marah. Marah dalam artian di sini ya boleh saja, tapi, bagaimana akhirnya kita benar-benar mengetahui apa sih yang diinginkan oleh anak muda hari ini,” tutur Rian.