Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Foto: Dokumen Kementerian Perdagangan
Annisa Ayu Artanti • 25 April 2024 16:27
Jakarta: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan pada Maret 2024 sebesar USD4,47 miliar.
Capaian ini melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak Mei 2020.
"Surplus neraca perdagangan di Maret 2024 lebih tinggi dari surplus bulan sebelumnya yang hanya mencapai USD0,83 miliar dan bulan yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar USD2,83 miliar. Peningkatan surplus perdagangan ini didorong surplus nonmigas sebesar USD6,51 miliar dan defisit migas USD2,04 miliar," kata Zulkifli dalam siaran pers, Kamis, 25 April 2024.
Pria yang hangat disapa Zulhas ini menjelaskan, negara-negara mitra dagang seperti Amerika Serikat (AS), India, Filipina, Jepang, dan Belanda menyumbang surplus perdagangan terbesar selama Maret 2024 yang totalnya mencapai USD4,58 miliar.
Sedangkan, penyumbang defisit perdagangan terdalam adalah Singapura, Australia, Thailand, Arab Saudi, dan Korea Selatan yang totalnya mencapai USD1,56 miliar.
Secara kumulatif, neraca perdagangan selama periode Januari-Maret 2024 surplus sebesar USD 7,31 miliar. Surplus perdagangan Januari-Maret 2024 terdiri atas surplus nonmigas USD12,41 miliar dan defisit migas USD5,10 miliar.
Kinerja ekspor menguat pada Maret 2024
Kinerja ekspor Indonesia pada Maret 2024 mencapai USD22,43 miliar. Nilai ekspor ini menguat 16,40 persen dibanding bulan lalu (MoM) walaupun menurun 4,19 persen dibanding Maret tahun sebelumnya (YoY).
Peningkatan nilai ekspor pada Maret 2024 tersebut didorong peningkatan ekspor nonmigas sebesar 17,12 persen dan migas 5,62 persen dibandingkan Februari 2024 (MoM).
“Kinerja ekspor nonmigas Maret 2024 secara bulanan terbilang baik karena mencatatkan pertumbuhan positif pada seluruh sektor. Pada bulan Maret ini, ekspor sektor industri pengolahan naik signifikan sebesar 21,45 persen, ekspor sektor pertanian naik 16,08 persen, dan sektor pertambangan naik 2,45 persen (MoM)," rinci Zulhas.
Zulhas juga menambahkan terjadi peningkatan harga beberapa komoditas andalan Indonesia di pasar internasional seperti emas, minyak kelapa sawit (CPO), batu bara, dan kakao yang turut mendongkrak ekspor nonmigas Indonesia di bulan Maret 2024.
Dia mengungkapkan, Tiongkok, AS, dan India menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2024 sebesar USD8,72 miliar dengan kontribusi sebesar 41,22 persen terhadap ekspor nonmigas nasional.
Impor turun pada Maret 2024
Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan Februari 2024. Penurunan kinerja impor di Maret 2024 dipicu turunnya impor nonmigas sebesar 5,34 persen dan naiknya impor migas sebesar 11,64 persen (MoM).
Secara tahunan, nilai impor Maret 2024 lebih rendah 12,76 persen dibandingkan Maret 2023 (YoY). Di sisi lain, pelemahan impor tersebut disebabkan penurunan permintaan impor pada seluruh golongan penggunaan barang.
Adapun, kontraksi terdalam dialami impor barang modal yang nilainya turun 11,26 persen, diikuti bahan baku/penolong yang turun 0,73 persen dan barang konsumsi yang turun 0,69 persen (MoM).
Berdasarkan negara asalnya, impor nonmigas Indonesia didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan dengan total pangsa 45,01 persen dari total impor nonmigas Maret 2024.
Negara utama asal impor dengan penurunan terdalam pada Maret 2024 adalah Swedia yang turun 22,95 persen, diikuti Tiongkok turun 22,76 persen, Inggris turun 18,46 persen, Malaysia turun 17,59 persen, dan Thailand turun 16,64 persen (MoM).