PM Israel Benjamin Netanyahu. (EPA)
Willy Haryono • 23 May 2024 11:57
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan bahwa rencana pengakuan status Negara Palestina oleh Spanyol, Irlandia dan Norwegia adalah "hadiah untuk terorisme."
"Niat beberapa negara Eropa untuk mengakui negara Palestina adalah hadiah untuk terorisme," kata Netanyahu, seperti dikutip dari Asharq al-Awsat pada Kamis, 23 Mei 2024.
Ia menambahkan bahwa Negara Palestina yang berdaulat akan menjadi "negara teror" yang akan mencoba berulang kali melakukan pembantaian seperti yang sudah dilakukan pada 7 Oktober 2023.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menentang "pengakuan sepihak" atas Negara Palestina. Presiden AS Joe Biden "tercatat mendukung Solusi Dua Negara," kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, kepada awak media.
"Dia mengatakan Solusi Dua Negara harus diwujudkan melalui perundingan langsung melalui dua pihak, bukan melalui pengakuan sepihak," sambungnya.
Biden tidak mengkritik keputusan pengakuan resmi Negara Palestina oleh tiga negara Eropa, yang semuanya merupakan sekutu dekat AS. "Setiap negara berhak menentukan keputusannya sendiri, namun posisi AS dalam hal ini sudah jelas," tutur Sullivan.
Sementara itu, Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, mengatakan kepada Netanyahu bahwa dia ingin mengambil tindakan pembalasan, termasuk memutuskan perjanjian di mana Norwegia menangani dana yang ditujukan untuk Otoritas Palestina (PA).
Berdasarkan perjanjian perdamaian yang sebagian ditengahi Norwegia pada tahun 1990-an, Israel mengumpulkan dana untuk PA, yang menjalankan otonomi terbatas di beberapa bagian Tepi Barat.
Namun Israel telah memblokir transfer tersebut sejak serangan 7 Oktober.
Baca juga: Irlandia, Norwegia dan Spanyol Akan Akui Negara Palestina