Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Jakarta: Penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi fokus utama dalam program rumah subsidi ini. Pada 2025, pemerintah menargetkan penyaluran FLPP untuk 220 ribu unit rumah, dengan tambahan alokasi untuk mencapai target 350 ribu unit.
Kepala Divisi Sekretariat Komunikasi BP Tapera, Alfian Arif, menyatakan pihaknya sangat fokus dalam merangkap percepatan pencapaian target 220 ribu ataupun 350 ribu unit rumah.
"Saat ini kita di semester I itu pencapaiannya sudah lebih dari 50 persen dari target 220 ribu," ucap Alfian di Kantor Media Indonesia, Selasa, 8 Juli 2025.
Untuk mempercepat capaian target, sambung Alfian, BP Tapera telah melakukan strategi percepatan bernama bernama strategi percepatan segmentasi.
"Jadi kita melakukan percepatan penyaluran melalui segmentasi Pegawai Negeri Sipil (PNS), segmentasi buruh, segmentasi pedagang informal, segmentasi perawat, tenaga kesehatan, buruh, migran, ART. Strategi segmentasi ini kami lakukan agar percepatan penyaluran LFPP di akhir Desember smooth landing di 350 ribu," ungkapnya.
(Kepala Divisi Sekretariat Komunikasi BP Tapera, Alfian Arif (kanan). MI/Naufal Zuhdi)
Tantangan demand dari masyarakat
Kendati demikian, Alfian pun menyampaikan adanya tantangan dari strategi percepatan segmentasi yang diterapkan tersebut. Terutama terkait dengan demand.
"Demandnya kita harus banyak melakukan edukasi dan sosialisasi kepada seluruh segmen masyarakat. Saat ini pun sudah kita lakukan dari jauh-jauh hari, tapi saat ini lebih-lebih lagi intensif agar masyarakat paham dan mengerti tentang FLPP. Yang kedua, agar nasabah-nasabah yang masuk ke bank itu betul-betul nasabah yang baik. Yang tidak ada sangkut pautan dengan gagal NPL,
non-performing loan. Makanya edukasi ini terus kita gencarkan," terangnya.
Dari sisi supply, BP Tapera mengajak agar pengembang membangun rumah dengan kualitas yang tepat dan juga waktu yang tepat.
"Jangan sampai pada saat diakadkan rumah itu belum jadi, masih dalam tahap pembangunan, itu tidak boleh. Karena kita sudah 2 tahun terakhir kita menggunakan sistem yang namanya sistem trilogi. Jadi sebelum akad, dia itu harus foto tampak depan, tampak luar, tampak dalam untuk memastikan rumah yang diakatkan sudah siap huni," bebernya.
Keterlibatan Gen Z
Di samping itu, Alfian menyatakan bahwa saat ini generasi Z menjadi generasi dominan yang menjadi penerima rumah subsidi menggeser generasi milenial.
"Karena selama 10 tahun terakhir, dari mulai FLPP lahir sampai hari ini, paling banyak yang menerima itu satu generasi milenial, sekarang sudah bergeser ke generasi Gen Z. Artinya ini peluang Gen Z bisa punya rumah," cetusnya.
Akan tetapi, Afian menekankan bahwa syarat paling penting bagi Gen Z yang ingin memiliki rumah subsidi adalah mereka harus bankable.
"Jadi misalnya dia gaji 3 juta dan dia menurut bank itu bankable, dia bisa menerima manfaat ini (rumah subsidi)," pungkasnya.