Menteri Perdagangan Budi Santoso meninjau harga daging sapi di Pasar Cihapit Bandung. (metrotvnews.com/Roni K)
Bandung: Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan bahwa pemerintah terus memperkuat langkah antisipasi untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di tengah perubahan cuaca ekstrem yang kerap terjadi pada akhir tahun. Hal itu disampaikannya saat meninjau pergerakan harga di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis, 20 November 2025.
Budi mengatakan, memasuki Desember dan awal tahun, harga sejumlah komoditas biasanya mengalami kenaikan akibat curah hujan tinggi. Kondisi cuaca membuat proses panen dan distribusi terganggu, sehingga memengaruhi jumlah pasokan di pasar.
"Memang biasanya kalau bulan Desember dan awal tahun harga suka naik karena hujan. Nanti kita antisipasi; kemarin kami sudah bertemu dengan asosiasi petani untuk mengantisipasi hal tersebut," ujar Budi di Pasar Cihapit Bandung.
Budi memastikan situasi harga secara umum masih dalam kondisi terkendali usai meninjau di Pasar Cihapit. Budi menuturkan, harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tercatat sekitar Rp62.600, sedangkan daging sapi berada di kisaran Rp130.000-Rp140.000, dan masih sesuai harga acuan sebesar Rp140.000 per kilogram.
"Harga telur juga cukup bagus, di angka Rp29.000. Memang tadi ada cabai yang naik: ada yang Rp57.000, Rp65.000, bahkan Rp80.000," kata Budi.
Menurut Budi, kenaikan harga cabai lebih dipengaruhi faktor cuaca. Pada musim hujan, jumlah pemetik cabai di tingkat petani cenderung berkurang karena aktivitas mereka terganggu.
"Secara nasional harga cabai Rp49.000, meskipun di daerah tertentu ada yang naik. Kemarin kami sudah koordinasi dengan asosiasi petani karena saat musim hujan seperti sekarang, jumlah pemetik mulai berkurang karena terganggu hujan. Tapi di daerah lain harga cabai normal," beber Budi.
Budi menegaskan, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta asosiasi petani dan pemasok untuk memastikan pasokan terjaga dan harga tetap stabil menjelang momentum Natal dan Tahun Baru. Pasalnya, jelang Nataru biasanya memicu peningkatan permintaan masyarakat.
"Kami akan koordinasikan dengan Wali Kota, juga dengan asosiasi dan pemasok agar harga stabil terutama menjelang Natal dan Tahun Baru," ungkap Budi.