Putri Purnama Sari • 19 November 2025 15:37
Jakarta: Hari Raya Galungan merupakan salah satu perayaan suci bagi umat Hindu Bali yang berlangsung selama 10 hari. Rangkaian ini diawali dengan Ngembak Geni, prosesi umat memulai perayaan dengan hati yang bersih dan penuh kedamaian.
Sepanjang periode Galungan, berbagai tradisi sakral dilaksanakan sebagai wujud syukur, penghormatan kepada leluhur, dan perayaan kemenangan Dharma. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini beberapa tradisi khas yang selalu dilakukan saat Hari Raya Galungan.
Tradisi Khas saat Hari Raya Galungan
1. Tradisi Mapeed
Mapeed adalah prosesi sakral di mana umat Hindu berjalan menuju pura di desa masing-masing sambil membawa keben bambu atau sesajen. Persembahan yang dibawa umumnya berisi buah-buahan, jajanan, canang, serta hiasan dari janur. Tradisi ini mencerminkan ketertiban, kesucian, dan kekhidmatan dalam bersembahyang.
2. Tradisi Ngejot
Ngejot merupakan budaya berbagi makanan kepada sesama, baik kepada umat Hindu maupun non-Hindu. Hidangan yang diberikan biasanya berasal dari sesajen yang telah dihaturkan seusai sembahyang. Makna ngejot adalah menyebarkan kebersamaan, toleransi, dan kasih antarsesama.
3. Pemasangan Penjor
Penjor adalah simbol paling ikonik dari perayaan Galungan. Terbuat dari batang bambu yang dihias janur dan berbagai hasil bumi, penjor melambangkan kemenangan, kemakmuran, dan rasa syukur kepada Ida Bhatara. Setiap rumah memasang penjor di depan pekarangan sebagai penanda kemenangan Dharma atas Adharma.
4. Ngelawang Barong
Tradisi Ngelawang Barong dilakukan di sejumlah desa di Bali dengan mengarak barong bangkal berkeliling memasuki pekarangan rumah, banjar, hingga desa. Prosesi ini diyakini membawa perlindungan dan menetralisir energi negatif, sekaligus menghadirkan vibrasi positif bagi seluruh warga.
5. Ngelawar saat Galungan
Ngelawar adalah kegiatan memasak lawar secara bersama-sama sebagai wujud kebersamaan dan kesetaraan antarwarga. Lawar merupakan hidangan khas Galungan yang terbuat dari sayuran, daging, serta kulit hewan yang direbus dan dibumbui. Sajian ini kerap ditemani aneka sate, balung, serta olahan daging lainnya. Tradisi ini menciptakan suasana hangat dan penuh gotong royong.
6. Tradisi Mekotek
Mekotek adalah ritual yang dilakukan oleh kelompok-kelompok warga dengan menyatukan batang kayu hingga membentuk kerucut besar. Para peserta kemudian bergerak memutar dan melompat mengikuti irama gamelan. Nama mekotek berasal dari suara “tek-tek” yang muncul ketika kayu-kayu saling beradu.
Tradisi ini diwariskan turun-temurun dan tetap dilestarikan hingga saat ini. Mekotek diyakini sebagai bentuk tolak bala, berawal dari upaya masyarakat untuk menolak bencana yang pernah menimpa desa puluhan tahun silam.